Categories: Radar Buleleng

Duh, Sungai di Buleleng Tercemar Limbah

SINGARAJA– Fraksi Nasional Demokrat (Nasdem) DPRD Buleleng, menyebut kondisi sungai di Buleleng memprihatinkan. Terutama di kawasan hilir. Kini sungai di kawasan hilir mengalami pencemaran limbah. Kualitas air baku sungai disebut terus mengalami penurunan.

 

Ketua Fraksi Nasdem DPRD Buleleng, Ni Ketut Windrawati mengatakan, saat ini banyak pemukiman yang berkembang di sepanjang pesisir pantai serta daerah aliran sungai. Kondisi itu berpeluang menyebabkan tercemarnya kawasan pantai dan sungai. Karena limbah domestik rumah tangga langsung dibuang ke kawasan itu, tanpa pengelolaan berarti.

 

Menurutnya, bila mengacu laporan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLHD) Buleleng Tahun 2019, ditemukan pencemaran air. Di kawasan hilir, keberadaan bakteri coliform melebihi ambang batas standar baku mutu air. Dampaknya masyarakat yang menggunakan air sungai sebagai bahan baku air konsumsi, berpotensi terkena kanker.

 

Hal itu terjadi di beberapa sungai. Yakni Tukad Saba di Kecamatan Seririt, serta Tukad Banyumala, Tukad Buleleng, dan Tukad Penarukan di Kecamatan Buleleng.

 

“Melihat hasil uji dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng, kualitas baku mutu air di bagian hulu dan tengah masih tergolong baik. Tapi di bagian hilir, pencemaran sudah melebihi ambang baku mutu air. Ini perlu dicarikan pemecahan masalahnya,” kata Windrawati.

 

Sementara itu, Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat tak menampik bila sungai dalam kondisi tercemar. Ia mengklaim kondisi pencemaran belum masuk kategori berat.

 

“Masih ada hewan dan satwa di sana. jadi bukan pencemaran berat. Tapi kalau dibilang pencemaran, iya. Karena limbah domestik dari dapur dan kamar mandi masuk ke sana. Jadi kondisi airnya tidak layak konsumsi,” kata Melandrat.

 

Menurutnya pemerintah telah berupaya melakukan langkah pencegahan. Di antaranya pembersihan sungai secara berkala. Baik dari kawasan hulu hingga hilir. Selain itu pemerintah mendorong agar warga menyiapkan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) secara komunal.

 

“Kalau bicara kawasan bantaran sungai dan pantai, memang yang rentan pembuangan limbah domestik. Solusinya memang harus ada IPAL komunal. Karena kawasan itu ada pemukiman padat, tentu harus duduk bersama dengan seluruh pihak dan masyarakat. Sehingga pengelolaan limbah lebih optimal,” demikian Melandrat. (eps)

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago