Categories: Radar Buleleng

Waspada Penyelundupan Ternak, Pelabuhan Tikus Dipelototi

SINGARAJA– Para petugas peternakan di Dinas Pertanian Buleleng kini dihadapkan pada tugas baru. Mereka juga ikut mengawasi pelabuhan-pelabuhan rakyat. Mengantisipasi masuknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

 

Saat ini pemerintah masih menerapkan karantina ternak di Provinsi Bali. Hewan ternak dari luar Bali tidak diizinkan masuk ke Bali. Hanya karkas atau daging mentah yang diizinkan masuk melalui pengawasan karantina.

 

Sementara hewan ternak dari Bali masih diizinkan keluar Bali. Hanya saja peternak harus melalui prosedur karantina yang cukup ketat dan panjang. Selain itu ternak juga harus dikarantina selama 14 hari sebelum dijagal atau didistribusikan pada peternak lain.

 

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Buleleng, I Made Suparma mengatakan, pihaknya kini ikut mengawasi pelabuhan rakyat. Mengantisipasi terjadinya penyelundupan ternak. Utamanya kambing.

 

Menurut Suparma kebutuhan kambing di Buleleng cukup tinggi. Hingga kini Buleleng belum mampu mandiri memenuhi kebutuhan daging kambing. Kendati ada sentra peternakan kambing seperti di Desa Sepang, Wanagiri, dan Gobleg.

 

“Masih banyak disuplai dari luar daerah. Nah kami khawatirnya kambing dari luar Bali juga masuk lewat pelabuhan-pelabuhan rakyat,” kata Suparma.

 

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak. Diantaranya kelompok nelayan, serta polisi perairan. Agar pelabuhan rakyat mendapat pengawasan dengan ketat. Sehingga tidak ada hewan ternak hidup yang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan itu.

 

“Kalau dari pelabuhan-pelabuhan besar itu kan terpantau Balai Karantina. Nah yang pelabuhan rakyat ini yang agak susah. Kami khawatirnya kan kambing yang kena PMK masuk lewat jalur ini,” ujarnya.

 

Menurutnya penularan PMK pada kambing cukup mengkhawatirkan. Sebab gejala PMK biasanya baru muncul 6 bulan setelah terinfeksi. Dalam durasi itu, virus PMK bisa menyebar ke hewan ternak lainnya. Seperti sapi dan babi.

 

“Mudah-mudahan saja tidak sampai terjadi. Tapi hal ini harus diantisipasi. Karena berkaitan juga dengan keberadaan sapi Bali. Jangan sampai sapi kita nanti kena PMK,” tukas Suparma. (eps)

 

 

Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago