Categories: Radar Buleleng

Sulit dapat BBM Bersubsidi, Petani dan Nelayan Sempat Cekcok dengan Petugas SPBU

SAWAN – Sejumlah petani dan nelayan di Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan, protes ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Giri Emas pada Senin (19/9) siang. Mereka protes gegara kesulitan mendapatkan akses membeli SPBU bersubsidi.

Peristiwa bermula saat pasokan BBM di SPBU tersebut kerap kosong. Sedangkan petani dan nelayan sudah antre dengan membawa jerigen. Petani membutuhkan BBM bersubsidi untuk menggerakkan traktor dan pompa air mereka.

Sementara nelayan butuh BBM untuk melaut. Sejak pagi warga datang dengan membawa jerigen dengan kapasitas lima liter. Namun, saat hendak membeli bensin, mereka ditolak oleh petugas setempat. Padahal warga sudah mengantongi surat keterangan dari perbekel setempat.

Tak pelak hal itu memicu emosi masyarakat yang mengantre. Mereka terlibat cek-cok dengan pengelola di SPBU setempat. Warga merasa tak dilayani kendati telah mengurus syarat administrasi.

Warga juga menuding bila SPBU lebih mengutamakan penjual bensin bersubsidi. Beruntung ketegangan itu cepat dicium aparat desa setempat.

Perbekel Giri Emas Wayan Saputra langsung datang ke lokasi dan menenangkan warga. Menurut Saputra, warga selama ini kesulitan mendapatkan BBM subsidi. Mereka harus bolak-balik datang ke SPBU, karena terbentur dengan aturan jumlah maksimal. Padahal petani butuh solar untuk untuk traktor, sedangkan nelayan butuh pertalite untuk melaut. Baik solar maupun pertalite, merupakan BBM bersubsidi.

“Katanya di SPBU ini petani dan nelayan boleh bebas beli BBM subsidi, sepanjang ada rekomendasi. Tapi kenyataannya dipersulit. Sudah harganya naik, carinya juga sulit. Makanya warga kami akhirnya emosi,” jelas Saputra.

Ia meminta agar pengelola SPBU mendahulukan masyarakat yang berprofesi sebagai petani dan nelayan. Sebab secara faktual mereka membutuhkan BBM bersubsidi. Saputra juga telah berkoordinasi pada aparat kepolisian, untuk memastikan warganya mendapat BBM subsidi.

“Sementara ini diberi kebijakan bisa beli maksimal lima liter sehari. Warga kami sudah paham. Yang penting kebutuhan petani dan nelayan bisa dilayani. Nanti juga akan kami dukung dengan rekomendasi dari pemerintah desa,” tukas Saputra. (eps)

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago