Categories: Radar Buleleng

Pengusaha Mini Market Diminta Serap Produk UKM Warga

SINGARAJA– DPRD Buleleng mendesak agar mini market waralaba dan toko-toko modern menyerap produk UKM di Buleleng. Selama ini serapan produk UKM pada mini market berjaringan sangat minim, bahkan nyaris nihil. Alih-alih memperbanyak serapan produk UKM, mini market justru mendatangkan produk-produk UKM dari luar daerah.

Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa mengatakan, selama ini Buleleng dikenal sebagai daerah penghasil produk pertanian. Bukan hanya beras, tapi juga produk holtikultura, buah-buahan, serta produk perikanan.

Sayangnya produk-produk tersebut lebih banyak dijual dalam bentuk mentah, alias belum diolah. Padahal bila petani mau mengolah, maka produk-produk itu bisa memiliki nilai tambah. Bahkan cukup banyak Kelompok Wanita Tani (KWT) yang berhasil mengembangkan produk-produk olahan.

Kendati telah mampu menghasilkan produk olahan, ternyata proses pemasaran tidak mudah. “Mereka hanya mengandalkan penjualan di toko-toko tradisional dan penjualan online lewat media sosial saja. Kalau di toko berjaringan jarang bisa masuk,” kata Mangku.

Menurutnya pemerintah seharusnya memberikan perlindungan pada pelaku UMKM yang menghasilkan produk. Pemerintah harus berani memaksa agar toko modern berjaringan menyerap produk-produk UMKM.

“Perusda (perusahaan daerah) kan bisa dilibatkan jadi distributor. Bayangkan ada berapa ratus toko modern di Buleleng. Kalau semua itu menyerap produk UKM Buleleng, nggak kesulitan pasar kita,” kata Mangku.

Menurutnya Komisi II DPRD Buleleng kini berencana mengajukan rancangan peraturan daerah (ranperda) inisiatif tentang pemberdayaan produk lokal. Ranperda itu akan mengatur kewajiban toko modern menyerap produk UMKM lokal Buleleng. Rencananya akan diajukan pada tahun 2023 mendatang.

Selagi menanti proses penyusunan perda, ia meminta agar pemerintah membenahi sektor UMKM di Buleleng. Pemerintah harus meningkatkan pengetahuan, kemampuan, kualitas, hingga pengemasan produk. Sehingga kualitasnya meningkat.

“Toko modern itu kan hanya menghitung cuan. Ketimbang mereka bawa produk dari luar dengan harga Rp 10 ribu lalu dijual di sini, lebih baik mereka jual produk lokal dengan harga Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu. Karena ongkos distribusi lebih rendah. Yang penting kualitasnya dulu ditingkatkan,” tegas Mangku. (eps)

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago