Categories: Radar Jembrana

Senin (17/10/2022) Hanyut, Siswi Ditemukan Meninggal di Pantai

NEGARA – Dua orang warga yang sedang mencari kayu terbawa banjir di Pantai Delodberawah, Jembrana, dikagetkan dengan sosok mayat, Selasa (18/10). Berdasarkan ciri-ciri, jenazah  tersebut dipastikan Ni Putu Widya Margareta, 17, warga Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, yang hilang terseret arus banjir bandang, Senin (17/1) lalu.

Informasi yang dihimpun, mayat ditemukan oleh dua orang warga, I Komang Agus Suryadi dan I Kadek Arta Negara, yang sedang menyusuri pesisir pantai Delodberawah untuk mencari kayu untuk hiasan aquascape ,di wilayah pesisir pantai Delodberawah.

Tidak berselang lama menyusuri pantai, melihat mayat di bibir pantai. Kemudian memanggil warga lain yang juga mencari kayu.

Ini  karena posisi mayat berada di bibir pantai, warga menghadang mayat dengan kayu agar tidak terbawa ombak. “Bersama warga kemudian datang dan langsung mengevakuasi dari pinggiran laut menuju pasir,” terang  I Kadek Arta Negara.

Kapolsek Mendoyo AKP I Putu Suarmadi mengatakan, dugaan sementara, jenazah tersebut adalah siswi yang terpeleset dan terjatuh di jembatan perak Penyaringan.

Mayat yang ditentukan, dari ciri-ciri memang diduga merupakan korban yang terseret arus. Dari pihak desa yang datang ke lokasi, dari pakaian yang dikenakan dan wajahnya memang korban.

“Wajahnya masih bisa dikenali,” ujar Kordinator Pos Pertolongan dan Pencarian Jembrana Dewa Putu Hendri Gunawan.

Mayat tersebut kemudian dievakuasi ke kamar jenazah RSU Negara untuk identifikasi lebih lanjut. Pihak keluarga juga mendatangai kamar mayat untuk memastikan bahwa mayat yang ditemukan memang korban yang terseret arus.

Diberitakan sebelumnya banjir bandang yang terjadi di sungai Bilukpoh, menyebabkan satu orang terseret arus, Senin (17/10). Korban atas nama Ni Putu Widya Margareta, 17, siswi kelas XII SMAN 2 Mendoyo, terseret arus sungai karena sayap pijakan Jembatan Penyaringan yang putus karena banjir bandang.

Sebelum korban terseret arus, pada Senin dini hari saat bersama ayahnya, I Made Eka Astama, hendak ke pasar Kelurahan Lelateng. Ayah dan anak ini saat tiba di Jembatan penghubung Banjar Penyaringan-Banjar Anyar Kaja, di Desa Penyaringan.

Karena situasi jalan dan jembatan yang gelap, turun hendak mengecek kondisi jembatan yang tertutup air banjir dengan menggunakan senter dari ponsel. Nahas, saat mengecek kondisi jembatan tersebut, karena aspal tertutup air banjir, korban terpeleset. (m. basir/radar bali)

 

Hari Puspita

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago