SUDAH MENINGGAL : Evakuasi korban di Pantai Delodberawah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Ni Putu Widya Margareta sudah meninggal (foto : m basir/radar bali).
NEGARA – Dua orang warga yang sedang mencari kayu terbawa banjir di Pantai Delodberawah, Jembrana, dikagetkan dengan sosok mayat, Selasa (18/10). Berdasarkan ciri-ciri, jenazah tersebut dipastikan Ni Putu Widya Margareta, 17, warga Banjar Yeh Buah, Desa Penyaringan, yang hilang terseret arus banjir bandang, Senin (17/1) lalu.
Informasi yang dihimpun, mayat ditemukan oleh dua orang warga, I Komang Agus Suryadi dan I Kadek Arta Negara, yang sedang menyusuri pesisir pantai Delodberawah untuk mencari kayu untuk hiasan aquascape ,di wilayah pesisir pantai Delodberawah.
Tidak berselang lama menyusuri pantai, melihat mayat di bibir pantai. Kemudian memanggil warga lain yang juga mencari kayu.
Ini karena posisi mayat berada di bibir pantai, warga menghadang mayat dengan kayu agar tidak terbawa ombak. “Bersama warga kemudian datang dan langsung mengevakuasi dari pinggiran laut menuju pasir,” terang I Kadek Arta Negara.
Kapolsek Mendoyo AKP I Putu Suarmadi mengatakan, dugaan sementara, jenazah tersebut adalah siswi yang terpeleset dan terjatuh di jembatan perak Penyaringan.
Mayat yang ditentukan, dari ciri-ciri memang diduga merupakan korban yang terseret arus. Dari pihak desa yang datang ke lokasi, dari pakaian yang dikenakan dan wajahnya memang korban.
“Wajahnya masih bisa dikenali,” ujar Kordinator Pos Pertolongan dan Pencarian Jembrana Dewa Putu Hendri Gunawan.
Mayat tersebut kemudian dievakuasi ke kamar jenazah RSU Negara untuk identifikasi lebih lanjut. Pihak keluarga juga mendatangai kamar mayat untuk memastikan bahwa mayat yang ditemukan memang korban yang terseret arus.
Diberitakan sebelumnya banjir bandang yang terjadi di sungai Bilukpoh, menyebabkan satu orang terseret arus, Senin (17/10). Korban atas nama Ni Putu Widya Margareta, 17, siswi kelas XII SMAN 2 Mendoyo, terseret arus sungai karena sayap pijakan Jembatan Penyaringan yang putus karena banjir bandang.
Sebelum korban terseret arus, pada Senin dini hari saat bersama ayahnya, I Made Eka Astama, hendak ke pasar Kelurahan Lelateng. Ayah dan anak ini saat tiba di Jembatan penghubung Banjar Penyaringan-Banjar Anyar Kaja, di Desa Penyaringan.
Karena situasi jalan dan jembatan yang gelap, turun hendak mengecek kondisi jembatan yang tertutup air banjir dengan menggunakan senter dari ponsel. Nahas, saat mengecek kondisi jembatan tersebut, karena aspal tertutup air banjir, korban terpeleset. (m. basir/radar bali)
Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…
Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…
kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.
Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024
Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…
Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…