Categories: Ekonomi

Buleleng Lirik Empat Kecamatan Jadi Sentra Budi Daya Kapas

RadarBali.com – Dinas Pertanian Buleleng kini melirik komoditi baru. Para petani, terutama yang memanfaatkan lahan tadah hujan, didorong melakukan budi daya tanaman kapas.

Selama ini, di beberapa areal telah dilakukan budi daya kapas. Hanya saja sifatnya masih tumpang sari.

Pemerintah kini melirik sejumlah areal lahan tadah hujan di wilayah Kecamatan Tejakula, Gerokgak, Kubutambahan, dan Seririt.

Di empat wilayah itu, banyak terdapat lahan tadah hujan yang bisa dimanfaatkan. Hasil budi daya kapas pun diyakini cukup menjanjikan bagi petani.

Rencananya pada tahun 2018 mendatang, Distan Buleleng akan membuka lahan seluas seratus hektare untuk perkebunan kapas.

Pemerintah masih melakukan inventarisasi terhadap calon petani serta calon lahan yang akan digunakan untuk mengembangkan perkebunan ini.

Kabid Perkebunan Dinas Pertanian Buleleng, Nyoman Parta Yasa mengungkapkan, di Buleleng ada beberapa petani yang mulai menanam kapas.

Hanya saja penanaman itu tidak maksimal. Petani masih melakukan metode tumpang sari, atau menanam di sela-sela tanaman utama.

Padahal bila dijadikan areal perkebunan mono kultur (satu jenis tanaman, Red), kapas cukup berpotensi.

Rencananya, tahun depan pemerintah akan memberikan bantuan bibit unggul kepada petani yang berminat menanam kapas.

Mereka akan diberikan varietas unggul Agri Kanesia, oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan Kementerian Pertanian.

Benih ini diklaim mampu menghasilkan empat ton kapas per hektare. Selain itu para petani juga akan diberikan bantuan pupuk cuma-cuma.

“Sekarang ini sudah ada tujuh kelompok tani yang berminat. Kami masih persiapan dulu. Nanti bulan Desember akan dilanjutkan dengan persiapan benih dan penanaman,” kata Parta Yasa kemarin.

Rencananya pemerintah juga akan mendorong kelompok tani mengajukan bantuan mesin pengolah kapas dengan kapasitas 50 kilogram.

Mesin itu akan memisahkan biji kapas dengan serat. Dampaknya hasil penjualan pun semakin tinggi.

Ketimbang harga normal yang hanya Rp 5.100 per kilogram kapas kotor yang belum dipisahkan antara biji dengan seratnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago