Categories: Ekonomi

Harga Garam Naik Berlipat, Pedagang Pindang Tekan Keuntungan 50 Persen

SEMARAPURA – Tidak hanya dihadapkan dengan harga garam yang melambung, para perajin ikan ikan di Desa Kusamba juga dihadapkan dengan harga ikan yang terus merangkak naik.

Akibatnya, keuntungan terpaksa ditekan hingga 50 persen agar para pelanggan tidak kabur.

Wayan Sukerti, salah seorang perajin ikan di Desa Kusamba saat ditemui di Sentral Pengolahan Ikan Pindang, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Selasa (22/5) kemarin mengungkapkan,

sempat beralih menggunakan garam Bima, NTB karena garam pasokan garam Madura, Jawa Timur menghilang dari pasaran Juli 2017 lalu.

Namun, sejak enam bulan terakhir, para perajin ikan pindang di Kusamba kembali menggunakan garam Madura akibat giliran garam Bima yang langka di pasaran.

Selain itu, garam Bima sering dicampur dengan pasir. “Jadi garamnya Bima itu sering dicampur dengan pasir mungkin biar lebih berat. Pindangnya jadi terlihat lebih kotor,” ungkapnya.

Meski pasokan garam Madura kembali pulih, harga garam kini mengalami peningkatan. Jika biasanya harga garam Madura berkisar Rp 800 – Rp 1.000 per kilogram, kini harganya mencapai Rp 2.000 per kilogram.

Tidak hanya dihadapkan pada harga garam yang merangkak naik, menurutnya, para perajin juga dihadapkan dengan harga ikan yang melambung tinggi.

Jika biasanya harga ikan tongkol kecil berkisar Rp 1.500 per ekor, kini harganya bisa mencapai Rp 4.000 per ekor. “Jadi semuanya naik,” kata Sukerti.

Akibatnya, selain terpaksa meningkatkan harga jual ikan pindang, dia juga harus menekan keuntungan. Jika biasanya untuk sekeranjang kecil ikan pindang dia bisa meraup keuntungan berkisar Rp 2.000, saat ini hanya Rp 1.000.

“Kalau tidak begitu, nanti pelanggan pergi. Banyak yang mengeluh harga pindang mahal, tapi rata-rata mereka mengerti kalau garam dan ikan sekarang lagi mahal,” tandasnya.

Hal senada diungkap Wayan Suartini. Menurutnya, meski harga garam Madura saat ini mengalami peningkatan harga, pihaknya tidak bisa mengurangi takaran garam yang digunakan.

Jika takaran garam dikurangi, hal itu akan mengubah rasa dari pindang yang dihasilkan. “Rasanya bisa kurang enak. Nanti malah kehilangan pelanggan,” katanya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago