Categories: Ekonomi

Lindungi Produk Lokal, Tenun Asli Jembrana Raih HAKI

NEGARA – Pameran industri dan kerajinan dalam rangka hari ulang tahun ke-123 Kota Negara, resmi dibuka Sabtu (11/8) lalu.

Pameran yang digelar setiap tahun di parkir belakang kantor Bupati Jembrana tersebut, bukan sekadar ajang untuk promosi produk UMKM masyarakat, melainkan untuk meningkatkan daya saing dengan meningkatkan mutu dan kualitas produk.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana I Made Gede Budhiarta.

Menurutnya, pada pameran ke-14 ini, diselenggarakan 11 hari mulai 11 Agustus hingga 21 Agustus.

Menempati 113 stand dan diikuti oleh 207 peserta dari berbagai bidang UMKM, BUMD dan koperasi.

Selain pembukaan pameran, dilaksanakan juga fashion show dengan kain endek dan festival kuliner. “Pameran ini kami gelar untuk meningkatkan daya saing UMKM,” ujar Budhiarta.

Disamping itu, pameran kerajinan dan industri tersebut untuk memberikan edukasi pada konsumen ditandai dengan launching maskot dan penyematan pin konsumen cerdas (Si Koncer).

Dalam pameran juga digelar sosialisasi tentang peran konsumen, serta mengenai hak dan kewajiban konsumen.

“Begitu juga dengan produsen, jangan hanya mementingkan aspek keuntungan, tetapi juga memperhatikan hak dan kewajibannya,” terangnya.

Salah satu yang menarik perhatian saat pembukaan pameran adalah penandatanganan kesepakatan kerjasama antara 

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan Jembrana dengan Kementerian Hukum dan HAM mengenai hak kekayaan intelektual.

Dengan penantangan tersebut pihaknya mendorong produk kerajinan asli Jembrana dipatenkan.

Mantan Kabaghumas dan Protokol ini menambahkan, sedikitnya enam jenis ciptaan asli Jembrana dibidang industri kerajinan tenun sudah mendapat hak paten, sehingga tidak bisa asal ditiru.

Pematenan produk tersebut, kata Budhiarta, sebagai salah satu langkah untuk melindungi produk asli Jembrana.

Menurutnya, dengan mendapat hak paten maka akan meningkatkan nilai dan mutu produk yang dihasilkan.

Dalam kesempatan itu, Budiartha menyinggung teknologi modern bidang industri dan ancamannya untuk produk yang dikerjakan secara tradisional.

Menurutnya, dampak negatif dari teknologi modern bidang industri bisa menurunkan nilai jual dari produk meski dengan model dan motif yang sama karena dari segi pembuatan sangat mudah.

Sedangkan produk yang dibuat secara tradisional, memerlukan waktu cukup lama membuat dan kualitasnya terjamin lebih baik. (adv)

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago