Categories: Ekonomi

Harga Pakan Melambung, Populasi Ayam Petelur Tabanan Terganggu

TABANAN – Kenaikan harga pakan ternak  berdampak.

Peternak ayam petelur di Tabanan, mengaku, akibat kenaikan harga ternak, petani ayam petelur tidak mampu menambah populasi ayam mereka.

 

“Jika kami menambah populasi ayam petelur, maka kami tidak sanggup memberikan pakan ternak yang mengalami kenaikan. Belum lagi faktor cuaca yang menyebabkan ancaman serangan penyakit ayam petelur. Sehingga terjadi penurunan,” terang Darma salah satu peternak ayam petelur di Tabanan.

 

Tinggi harga pakan ternak tidak sebanding dengan pergerakan harga telur ayam bisa dilihat dalam kurun waktu beberapa bulan ini mengalami penurunan.

 

Harga telur ayam ini sempat menyentuh harga hingga Rp 1.500 per butir pada peternak ayam petelur. Kini menurun turun hingga mencapai harga Rp 900 sampai Rp 1.000 per butir di produsen telur.

 

“Penurunan harga ini jauh dibawah kisaran Break Event Point (BEP) usaha ternak ayam petelur yang berada dikisaran Rp 1.100 per butir,” ungkapnya.

 

Darma menambahkan, penurunan harga telur ini cukup memberatkan produsen.

 

Sebab disaat ini hampir berbarengan dengan pakan ternak malah mengalami kenaikan kembali dengan harga jual per 27 Agustus 2018 lalu.

 

Yang mencapai Rp 5.600 per/kg  menjadi Rp 5.850 per/kg.

 

“Kondisi tersebut diperparah lagi dengan kenaikan bahan baku pakan lokal. Yakni harga jagung yang naik dari Rp 3.800 per/kg jadi Rp 4.500 per/kg,” tandasnya.

 

Sementara itu,  dari data yang ada di Dinas Pertanian Tabanan jumlah ayam petelur di Tabanan mengalami penurunan.

 

Kepala Dinas Pertanian Tabanan Nyoman Budana merinci, dari sejak kurun waktu 2016, populasi ayam petelur menurun. Disebutkan, tahun 2016 tercatat 1.964.228 ekor dan tahun 2017 tercatat 1.947.398 ekor ayam petelur.

 

Penurunan jumlah ayam petelur tidak begitu drastis sebesar 16.830.

 

Meski mengalami penurunan namun produksi telur justru mengalami peningkatan dimana tahun 2016 tercatat 15.469 ton meningkat menjadi 18.280 ton di tahun 2017.

 

 

Menurutnya mengapa mengalami peningkatan produksi telur, banyak hal yang mempengaruhi. Mulai dari pakan yang tersedia cukup serta sedikitnya ayam petelur terkena penyakit.

Untuk penyakit yang kerap menginfeksi ayam petelur adalah Egg Drop Syndrome. Penyakit ini akibat virus yang menyebabkan kulit telur menjadi lembek. Pencegahan penyakit ini biasanya dengan vaksinasi.

 

“Sejauh ini peternak ayam petelur di Tabanan paling banyak berada di wilayah Penebel,” tandasnya. 

 

Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago