Categories: Ekonomi

Kualitas Beras Pascapanen Kurang Optimal, Hibahkan Mesin Pengering

DENPASAR – Produksi beras lokal yang kualitasnya belum maksimal menjadi kendala pemasaran di Bali.

Ini mengingat keberadaan mesin pengering yang kurang optimal sebelum masuk proses penggilingan yang membuat hasil beras banyak yang patah.

Dengan pengoptimalan mesin pengering di tingkat petani diyakini bisa meningkatkan mutu kualitas beras di Bali sehingga memiliki daya saing untuk di pasar.

Menurut Kabid Produksi, Dinas Tanaman Pangan, Hortikuktura dan Perkebunan Provinsi Bali, I Wayan Sunarta, musim hujan menjadi momok bagi sebagian besar petani di Bali.

Di mana musim hujan dianggap penghambat produksi beras lantaran pengeringan yang tidak berjalan maksimal.

Kondisi tersebut berpengaruh pada kualitas hasil produksi menjadi banyak patah dengan warna yang sedikit menguning.

“Ini membuat konsumen berpikir untuk membeli beras dengan hasil seperti itu. Makanya banyak yang beralih ke beras kemasan karena tampilannya bagus dan cerah,” katanya.

Hal ini berakibat pada penyerapan beras lokal kurang lantaran kalah berasing dengan beras dari luar.

Menghadapi masalah ini, pemerintah melalui dinas telah menyiapkan lima unit mesin pengering untuk dihibahkan kepada kelompok tani di beberapa daerah di Bali.

“Saat ini mesin pengering sedang dalam proses pemesanan, mungkin sekitar Desember datang,” kata Sunarta.

Sunarta menjelaskan, lima unit mesin pengering tersebut akan didistribusikan kepada kelompok tani di lima kabupaten meliputi Buleleng, Jembrana, Tabanan, Badung, dan Karangasem.

Dengan kapasitas 6 ton serta memakan waktu kurang lebih 12 jam pengeringan, diharapkan nantinya hasil produksi bisa maksimal.

“Terutama dari segi mutu kami harapkan bisa lebih bagus, sehingga bisa bersaing di pasar lokal,” harapnya.

Mesin pengering ini nantinya akan menggunakan bahan bakar biomasa sekam dan memanfaatkan tenaga listrik untuk peredam asap.

“Untuk bangunan tempat operasional mesin, saat ini baru masuk tahap awal pembangunan. Kami  menyerahkan langsung

kepada petani untuk membangun dengan biaya yang kami berikan, karena jika memakai tender waktu sudah mepet,” pungkasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago