Categories: Ekonomi

Penyakit Blas Resahkan Petani Bali, Serang Sawah di Tamblang

SINGARAJA – Serangan penyakit blas membuat petani di Subak Lanyahan, Desa Tamblang, resah. Hektaran sawah di subak tersebut, diserang penyakit yang disebabkan oleh jamur itu.

Akibatnya hektaran sawah terancam tak bisa memberikan hasil panen yang maksimal. Penyakit itu menyerang sejak sebulan lalu.

Penyakit ini memang tak menyerang seluruh lahan sawah di subak. Dari hasil pemetaan, lahan yang terserang penyakit mencapai 2,1 hektare dari areal subak seluas 30 hektare.

Jamur yang memicu penyakit blas, menyerang leher malai padi. Akibatnya leher malai menjadi busuk bahkan patah.

Pada padi dengan leher malai yang membusuk, pengisian padi menjadi terhambat. Kalau toh bulir padi muncul, bulirnya bisa hampa.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Nyoman Genep yang dikonfirmasi kemarin, tak memungkiri hal tersebut. Genep mengaku dirinya sudah sempat mendatangi subak tersebut.

Dari dugaan sementara, penyakit kemungkinan menyerang padi karena pengaruh cuaca. Sehingga jamur mudah berkembang.

Genep menyatakan telah meminta Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) menangani masalah tersebut dengan perlakuan khusus.

“Serangannya tidak menyeluruh. Di satu petak ada sedikit, petak lain ada sedikit. Kalau ditotal ada 2,1 hektare.

Kami sudah sempat datang ke sana. Kami harap petani bisa memertahankan sisanya. Karena sebentar lagi kan panen,” kata Genep.

Lebih lanjut Genep mengatakan, dirinya sudah berupaya agar para petani di Subak Lanyahan mendapat kompensasi.

Mengingat para petani sudah mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Sayangnya tidak semua petani yang bisa mendapat kompensasi.

“Hanya ada lima petani yang memenuhi syarat. Total luas lahannya itu 50 are. Sesuai persyaratan, yang bisa mendapat

klaim asuransi itu yang kerusakan lahannya minimal 75 persen. Kami sudah verifikasi, yang memenuhi syarat hanya 50 are itu saja,” kata Genep.

Sementara untuk lahan pertanian lainnya, tidak akan mendapat kompensasi. Meski begitu, Genep optimistis hal itu tak memberikan dampak besar pada petani yang lahannya diserang penyakit. Sebab serangan terjadi secara terbatas.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago