Categories: Ekonomi

Pasar Menggiurkan, Produksi Udang Lobster Badung Berangsur Membaik

MANGUPURA – Produksi udang lobster di Kabupaten Badung sempat mengalami penurunan. Hal ini diakibatkan diberlakukan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 56/Permen-KP/2016 Tertanggal 23 Desember 2016 dan juga karena sampah.

Namun di tahun 2018 ini produksi berangsur naik.  Berdasar Dinas Perikanan Badung di tahun 2016 produksi udang lobster melimpah ruah yakni sebesar 101,76 ton.

Kemudian di tahun 2017 atau saat diberlakukan Permen-KP tersebut produksi menurun  hanya mencapai 60,30 ton.

Namun di tahun 2018 kembali berangsur naik, produksi lobster mencapai 63,36 ton per tahun. “Jika dibandingkan tahun 2016 produksi lobster menurun tapi di tahun 2018 berangsur naik,” jelas Putu Oka Swadiana selaku Kadis Perikanan Kabupaten  Badung.

Kata dia, penurunan produksi ini tentu dampak  diberlakukan peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor 56/Permen-KP/2016 tertanggal 23 Desember 2016 tentang

larangan penangkapan dan atau pengeluaran lobster (panulirus spp), kepiting (scylla spp) dan rajungan (portunus spp) dari wilayah NKRI.

“Dampak terbitnya Permen-KP tersebut, penangkapan lobster betul-betul selektif dan juga tidak boleh menangkap lobster yang sedang bertelor, ” ungkap birokrat asal Kerobokan, Kuta Utara.

Pada tahun 2016 dan tahun-tahun sebelumnya, penangkapan lobster masih seenaknya, ukuran yang kecil-kecil mau pun yang sedang bertelor juga ditangkap.

Hal ini menyebabkan populasi dan potensi lobster menurun drastis. Namun, sekarang nelayan penangkap lobster sudah sangat paham tentang perlunya ketaatan dan kedisiplinan terhadap permen tersebut.

Sehingga populasi lobster mulai pulih.  “Selain itu secara lingkungan terjadinya pencemaran oleh sampah khususnya sampah plastik, ini juga sangat berdampak,” ujar birokrat yang juga plt Dinas Pertanian dan Pangan Badung ini.

Menurutnya, peluang pasar lobster sangat menggiurkan. Bahkan, termasuk komoditas perikanan ekonomis penting.

Karena harga jualnya cukup tinggi dan bisa mencapai Rp 400.000/Kg. Pihaknya tetap menyerahkan kepada para nelayan karena mereka sudah sangat berpengalaman apakah hasil tangkapan lobster tersebut akan dijual lokal atau diekspor ke luar negeri.

“Nelayan penangkap lobster memasarkan produksinya di café-cafe atau rumah makan, hotel maupun  restoran  di Jimbaran dan Kedonganan. Bahkan juga ada di ekspor ke negara Jepang,” pungkasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago