Categories: Ekonomi

Panen Ratusan Bunga Cempaka per Hari, Petani Gianyar Semringah

GIANYAR – Petani bunga cempaka di Kelurahan Beng, Kecamatan Gianyar mendapat berkah dari panen bunga cempaka.

Bunga cempaka yang dihasilkan dari satu pohon bisa sampai 100-600 bunga dalam sehari. Apabila ada rerahinan atau hari suci, 30 bunga saja bisa seharga Rp 50 ribu.

Salah satu petani bunga cempaka, I Made Jingga, menyatakan, 10 tahun lalu mendapatkan satu bibit pohon bunga cempaka di tegalan miliknya.

Sampai saat ini pohon tersebut ia tanam pada halaman rumah dan menjadi salah satu penyambung hidupnya.

“Bibitnya saya dapat di tegalan, kemudian ditanam sama istri di pekarangan. Kanti jani dadi payuk jakan keluarga tiyang (Sampai saat ini jadi salah satu pedapatan keluarga saya, red),” ujarnya.

Apabila masanya berbunga lebat, maka satu pohon saja bisa menghasilkan 600 bunga. “Kalau hari biasa 300 bunga dan 100 paling sedikit,” jelas pria asli Banjar Beng Kelod Kangin tersebut.

Lantaran bunga cempaka untuk kebutuhan upacara agama, maka harganya akan menyesuaikan.

“Kalau rerahinan 30 bunga itu bisa seharga Rp 50 ribu. Ini khusus untuk bunga cempaka kuning saja. Tapi ada juga yang menjual cempaka putih

hanya beberapa orang saja. Kalau di sini (Kelurahan Beng, red) memang cempaka kuningnya yang terkenal,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Made Jingga menambahkan kalau tidak ada rerahinan, harganya pun bisa turun sangat drastis.

Di hari biasa, untuk 50 bunga cempaka seharga 10 ribu. Setiap harinya, Jingga memetik bunga sejak pukul 06.00-07.30.

Untuk bunga yang ia dapatkan tersebut langsung dibawa istrinya di Pasar Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, karena memang memiliki lapak tempat jualan di sana.

Selain dijual pada pasar tersebut, tak jarang ada pemesan datang langsung ke rumahnya. Biasanya digunakan sebagai menghias bagi salon-salon, dan digunakan untuk ngiasain pada piodalan di pura.

“Biasanya kalau musim orang nikah salon yang memesan banyak. Karena saya memang punya satu pohon saja yang kuning ini, jadi saya hanya jual yang kuning saja,” ungkapya.

Jingga menambahkan, sebagian besar masyarakat setempat berjualan bunga cempaka kuning. Pada banjarnya saja terdapat sebanyak 25 rumah bisa memiliki tiga hingga empat pohon bunga cempaka.

Ketika tidak ada di pekarangannya ditanam, ia mengatakan bisa ditanam pada tegalan yang dimiliki oleh masing-masing warga.

Kata dia, sejarah dikenalnya bunga cempaka di Beng pun diperkirakan dari bibit yang ada di sebuah Griya di desa setempat.

Kemudian bibitnya menyebar hingga akhirnya ada yang memasarkan dan banyak memanfaatkan sebagai penghasilan dari pekerjaan sampingan.

Karena cukup dengan memetik pada pagi hari dan bisa langsung dijual di pasar maupun langganan. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago