Categories: Ekonomi

Kemarau Panjang, Puluhan Hektare Sawah di Buleleng Gagal Panen

SINGARAJA  – Musim kemarau tahun ini, mulai berdampak pada komoditas pertanian yang ada di Buleleng.

Dinas Pertanian Buleleng mencatat, setidaknya 44 hektare sawah kini terpaksa gagal panen karena tak kebagian air.

Selain itu puluhan hektare sawah lainnya juga mengalami kerusakan mulai dari tingkat ringan hingga berat.

Masalah krisis air bersih bagi lahan pertanian di Kabupaten Buleleng sebenarnya tergolong klasik. Masalah ini selalu terjadi berulang kali tiap tahun.

Hanya saja kemarau tahun ini tergolong parah. Sebab ada 170,45 hektare lahan yang terdampak.

Sebanyak 93,45 hektare diantaranya disebut mengalami kerusakan ringan, 26 hektare mengalami kerusakan sedang, dan 6,4 hektare mengalami kerusakan berat. Selain itu 44 hektare lahan sama sekali tak bisa dipanen.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengaku masalah kekeringan memang menghantui para petani tiap tahun.

Dari luas lahan sawah yang terdampak kekeringan, Sumiarta optimistis hal itu tak terlalu memengaruhi kondisi panen tahun ini.

“Luas lahan pertanian kita kan 9.497 hektare. Kalau dibandingkan dengan yang terdampak kekeringan, itu kan tidak sampai 10 persen.

Dampak terparah itu justru dialami petani. Karena mereka sudah rugi biaya modal dan operasional selama satu musim tanam,” kata Sumiarta.

Dari hitung-hitungan kasar, setiap petani akan mengalami kerugian biaya produksi hingga Rp 6 juta per hektare.

Sementara dengan potensi panen gabah hingga 8 ton per hektare, petani bisa saja menelan kerugian panen hingga Rp 28 juta dalam sekali musim tanam.

Sumiarta sendiri memprediksi kekeringan akan berakhir pada bulan Oktober mendatang. “Biasanya bulan Oktober sudah mulai ada hujan. Saat itu mudah-mudahan petani bisa dapat hasil panen yang melimpah,” imbuhnya.

Mengantisipasi masalah serupa, Sumiarta menghimbau agar petani menghindari menanam padi pada musim kering.

Petani diarahkan untuk menanam tanaman pengganti, seperti kacang atau tembakau. Substitusi tanaman pada musim kemarau itu juga diharapkan mengurangi potensi lahan sawah terserang hama.

“Sebenarnya sudah sering kami sosialisasikan. Tapi memang petani masih sering coba-coba menanam pada musim kemarau,” katanya lagi.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago