Categories: Ekonomi

Tangkapan Melimpah, Nelayan Klungkung Malah Kesulitan BBM

SEMARAPURA – Nelayan di Pantai Segara, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan tampak sumringah melihat hasil tangkapan ikan yang berlimpah sejak Agustus lalu.

Apalagi harga ikan tetap stabil seperti biasanya meski tangkapan ikan melimpah. Hanya saja, para nelayan kerap kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM)

untuk mengoperasikan jukung mereka sehingga terpaksa membeli BBM eceran yang harganya lebih mahal dibandingkan

dengan harga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Salah seorang nelayan Pantai Segara, Wayan Surata asal Desa Kusamba saat ditemui ketika sedang beristirahat di Pantai Segara seusai melaut,

mengungkapkan, hasil tangkapan ikan para nelayan Pantai Segara cukup melimpah sejak bulan Agustus lalu.

Namun, menurutnya, jumlah ikan yang berhasil ditangkap nelayan Pantai Segara tidak sebanyak nelayan di Karangasem dan Nusa Penida.

“Kalau di sini, sekitar 100 ekor per sekali melaut. Sehari itu biasanya satu kali melaut di pagi hari. Kalau kami dengar informasi ada nelayan lain mendapat tangkapan ikan di siang hari, kembali lagi kami melaut sampai sore,” terangnya.

Meski tangkapan ikan yang diperoleh nelayan Pantai Segara tidak semelimpah nelayan Karangasem dan Nusa Penida, menurutnya, ukuran ikan yang berhasil ditangkap nelayan Pantai Segara lebih besar dan harganya jualnya pun normal.

Beda halnya dengan hasil tangkapan ikan para nelayan Karangasem dan Nusa Penida yang lebih kecil dan dihargai sekitar Rp 3 ribu per ekor.

“Kalau ikan tangkapan di sini cukup besar. Itu harganya sekitar Rp 10 ribu – Rp 20 ribu per ekor. Kami melaut tidak terlalu jauh.

Paling jauh itu di sekitar perairan Selat Badung. Untuk operasional sekitar Rp 100 ribu per sekali melaut,” katanya.

Di tengah melimpahnya hasil tangkapan ikan, dia mengaku cukup kesulitan mendapatkan (BBM) untuk melaut.

Jika BBM di SPBN habis, dia terpaksa mengganti premium dengan pertalite yang dibelinya di pengecer dengan harga lebih mahal dibandingkan dengan di SPBN maupun SPBU.

Itu lantaran setiap dia membeli premium di SPBU, selalu ditolak meski telah menunjukkan kartu nelayan.

Bahkan, dia pernah membawa tangki jukungnya untuk meyakinkan petugas SPBU, namun cara itu juga tidak berhasil.

Mirisnya, dia malah melihat sejumlah orang dengan mudahnya membeli BBM dengan membawa jerigen.

“Petugas SPBUnya takut katanya. Jadi terpaksa kalau di SBPN habis, saya beli di eceran di warung-warung,” tandasnya.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung I Wayan Durma mengaku tidak bisa bisa memberikan solusi terkait kesulitan para nelayan mendapatkan BBM di SPBU.

Namun menurutnya kehabisan BBM di SPBN tidak terjadi dalam kurun waktu yang lama. “Untuk kartu nelayan itu kan sebagai identitas dan berlaku hanya sampai di SPBN. Kalau di SPBU sudah tidak berlaku,” tandasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago