Categories: Ekonomi

Peluang, Tak Terpengaruh Covid-19, Bisnis Jamur Tiram Menjanjikan

TABANAN – Pandemi Covid-19 tak berpengaruh banyak dengan budidaya jamur tiram. Bahkan, petani jamur tiram Tabanan mengalami peningkatan oder.

Salah satunya yang dialami petani jamur tiram asal Banjar Puluk-puluk, Desa Tengkudak, Penebel, Tabanan, I Made Putra Wijaya.

Putra Wijaya mengungkapkan, disaat bisnis lain mengalami kolaps bahkan cenderung gulung tikar akibat resesi ekonomi, bisnis jamur tiram yang dia geluti sejak dua tahun ini justru banjir pesanan.

 “Situasi saat ini saya justru bersyukur karena pandemi Covid-19 ini tidak ada pengaruhnya.  Justru permintaan meningkat,” tutur I Made Putra Wijaya.

Hal yang tetap ia jalankan yakni pemasaran. Ia memaksimalkan pemasaran dengan berbagai macam media, baik online maupun konvensional. “Intinya giat memasarkan,” imbuhnya.

Putra Wijaya sendiri mengembangkan usaha jamur yang memiliki nama latin Pleurotus ostreatus ini karena terinspirasi dari salah seorang tentangganya yang lebih dulu menggeluti usaha ini.

Saat itu, ia mencoba mengembangbiakan 500 bag log atau media tanam. “Oleh penjualnya juga diberikan pemahaman bagaimana cara yang benar menggeluti usaha budidaya jamur tiram ini,” katanya.

Alasan Putra Wijaya memilih budidaya jamur karena dari segi perawatan tidak terlalu ribet meski diakui modal yang dikeluarkan di awal juga lumayan banyak.

Dengan menyediakan rumah jamur berukuran 4 x 8 meter itu, dia mulai fokus menyelami budidaya jamur tiram.

“Untuk perawatan jamurnya hanya perlu mengawasi suhu ruangan saja, jangan sampai lebih dari 25 derajat celcius, karena akan menghambat pertumbuhan

jamur dan jamur yang sudah bermekaran akan cepat kering. Sehingga biasanya saya menggunakan metode penyemprotan dengan membasahi

lantai dan menyemprotkan air ke baglog jamur dengan tekanan air berembun. Biasanya dilakukan pagi dan siang hari,” jelasnya berbagi tips.

Ketika jamur tiram telah bermekaran, Putra Wijaya yang dibantu sang istri siap memanen jamur. Untuk sekali panen, dirinya bisa mendapatkan 5 hingga 15 kilogram jamur dari 500 baglog tersebut.

“Kemudian kita pasarkan di media online, dan dibawa ke warung-warung serta pasar dengan harga Rp 20.000 per kilogram,” tandas Putra. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago