Categories: Ekonomi

Tak Hanya Simpan Pinjam, BUMDes Dituntut Lakukan Ekspansi Usaha

SINGARAJA – Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) idealnya tak lagi fokus di unit usaha simpan pinjam. Sebaliknya, BUMDes harus melakukan ekspansi usaha yang lebih masif.

Mengingat kompetisi di bidang simpan pinjam sangat ketat. Hal itu diungkapkan Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha (FE Undiksha) Nengah Suarmanayasa.

Pria yang akrab disapa Arman itu mengatakan, tantangan BUMDes pada masa pandemi cukup berat. Terlebih bagi BUMDes yang mengandalkan unit simpan pinjam sebagai tulang punggung.

Mengingat ada banyak debitur yang mengajukan relaksasi kredit selama pandemi. Bila merujuk data dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Buleleng, hingga akhir tahun 2019 ada 121 desa yang telah memiliki BUMDes.

Dari seratusan desa itu, sebanyak 92 BUMDes diantaranya memiliki unit usaha simpan pinjam. Arman menjelaskan, bila dilihat dari kaca mata makro, desa belum begitu serius membangun BUMDes.

Desa membentuk BUMDes hanya karena ditugaskan oleh pemerintah kabupaten untuk membentuk BUMDes. Sementara unit usaha yang paling cepat dibuat ialah simpan pinjam.

“Sehingga yang terjadi BUMDes kebanyakan usahanya simpan pinjam. Padahal seharusnya ini tidak dibuat. Karena di desa sudah ada LPD.

Belum lagi lembaga keuangan lain, ada koperasi, BPR, bank umum. Ini kompetisinya sangat ketat,” kata Arman.

Idealnya BUMDes tak lagi menjadikan simpan pinjam sebagai tulang punggung usaha. Bila BUMDes membentuk usaha simpan pinjam, tak pelak terjadi tumpang tindih usaha dengan LPD.

Terlebih pangsa pasar yang disasar juga sama. Ia menyarankan agar BUMDes kembali pada jati diri mereka. Arman menyebut setidaknya ada dua latar belakang pendirian BUMDes.

Pertama, BUMDes dibentuk untuk mengembangkan potensi yang ada di masyarakat. Sebut saja seperti potensi pariwisata. Kedua, BUMDes harus menyelesaikan masalah yang ada di desa tersebut.

 “Misalnya di desa itu kesulitan air bersih, ya bentuk unit air minum. Kesulitan mengelola sampah, bentuk unit sampah. Spirit pendirian BUMDes kan itu sebenarnya.

Pertama mengembangkan potensi, kedua menuntaskan masalah yang dihadapi masyarakat desa,” tegas pria yang menulis buku berjudul “Orang Desa Bicara Desa” itu.

Untuk itu ia menyarankan agar pemerintah terus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di desa.

Sehingga SDM yang unggul bersedia berpartisipasi aktif melakukan pengembangan potensi desa. Terutama lewat BUMDes.

Ia bahkan melihat pandemi menjadi momentum melakukan hal tersebut. “SDM di desa saat ini sedang melimpah.

 Bisa saja orang-orang yang dulunya kerja di pariwisata kemudian pulang kampung, dilibatkan secara aktif membangun desa,” papar Arman.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: bumdes

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago