Categories: Ekonomi

Debit Air Turun, Tak Cukup Airi Sawah, Petani Buleleng Gagal Panen

SINGARAJA – Sejumlah petani di Kabupaten Buleleng kini terpaksa gigit jari. Mereka tak bisa memanen padi.

Benih-benih yang mereka tanam, gagal tumbuh sempurna. Gara-gara air yang mengalir ke lahan sawah, tak cukup untuk mengairi sawah mereka.

Di Subak Kerobokan, Desa Kerobokan misalnya. Petani memilih membiarkan tanaman padi mereka. Padahal benih yang ditanam sudah berusia sekitar satu bulan.

Padi tak mendapatkan air. Sehingga dibiarkan terbengkalai. Tanah pun retak-retak. Bahkan beberapa lahan pertanian warga sudah mulai menunjukkan bulir padi.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta mengatakan, pada musim tanam April-September ini, petani memang banyak yang mengalami kesulitan dalam bercocok tanam.

Sebab musim kemarau datang lebih awal. Air pun tak cukup untuk mengairi lahan pertanian mereka.

Rata-rata petani yang membiarkan benih mereka rusak, adalah petani yang berusaha bercocok tanam pada bulan Mei-Juni.

Diperkirakan pada pertengahan Oktober mendatang petani akan kembali bercocok tanam. Seiring dengan datangnya musim hujan.

Menurut Sumiarta saat ini ada delapan subak yang sudah melapor tak bisa melakukan penanaman padi.

“Di subak-subak itu ada yang sudah terlanjur menanam, tapi tidak bisa panen karena tidak dapat air. Ada subak lain yang memang sejak awal tidak menanam padi pada musim tanam ini. Dialihkan ke tanaman lainnya,” kata Sumiarta.

Sumiarta menyebut hampir tiap tahun ada saja subak yang mengalami gagal panen. Sebab debit air yang datang dari hulu sangat terbatas.

Dampaknya subak-subak yang berada di bagian hilir, kesulitan mendapat air bersih. Solusinya pada musim kemarau petani dianjurkan menanam komoditas yang relatif sedikit membutuhkan air.

Seperti jagung maupun kedelai. Sehingga petani tak sampai mengalami kerugian terlalu dalam. “Nanti mulai bulan depan kami akan programkan lagi pemberian bantuan benih padi pada petani.

Karena sesuai prediksi kan bulan depan sudah mulai masuk musim penghujan. Setidaknya beban petani di musim tanam ini bisa berkurang,” tegasnya.

Sekadar diketahui pada musim tanam April-September 2020, tercatat ada 9.687 hektare lahan yang ditanami padi. Diprediksi tiap hektare akan menghasilkan padi sebanyak 6 ton. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago