Categories: Ekonomi

Panen Cabai Turun Drastis, Harga Cabai Rawit Kian Melambung

SEMARAPURA – Harga cabai rawit di Kabupaten Klungkung kian melambung. Bahkan sejak 31 Desember lalu, harganya naik Rp 5 ribu per kg per harinya.

Kondisi itu pun membuat para pedagang pusing lantaran takut kehilangan pelanggan di tengah menurunnya daya beli masyarakat.

Mencampur cabai rawit merah dengan hijau akhirnya menjadi siasat para pedagang untuk bisa memberikan pilihan harga yang lebih murah kepada pembeli.

Salah seorang pengepul cabai di Pasar Grosir Klungkung, Dewa Ayu Suniartini, Minggu (3/1) menuturkan, harga cabai rawit telah meningkat sejak pertengahan Desember 2020.

Itu lantaran banyak cabai milik petani yang busuk akibat musim hujan. Sehingga hasil panen para petani pun turun drastis.

Kondisi itu kian parah hingga sejak 31 Desember peningkatan harga cabai rawit kian signifikan, yakni naik sekitar Rp 5 ribu per kg per harinya.

“Cabai rawit merah sekarang harganya sekitar Rp 80 ribu – Rp 90 ribu per kg. Sebelumnya harganya sekitar Rp 35 ribu per kg,” ungkapnya.

Harga cabai rawit yang tinggi diakuinya cukup membuat pusing. Lantaran ia khawatir pelanggannya menahan diri untuk membeli cabai rawit sehingga mempengaruhi omzet.

Mencampur cabai rawit yang telah merah dengan yang masih hijau akhirnya menjadi siasatnya agar bisa memberikan pilihan harga yang lebih murah kepada pembeli.

“Kalau jual cabai rawit merah saja, pembeli akan takut karena harganya terlalu tinggi. Jadi lebih banyak yang beli campur. Campurannya itu, yang merah satu kg dan yang hijau satu kg,” bebernya.

Hal serupa juga dilakukan pedagang pengecer cabai rawit Pasar Umum Galiran, Nengah Wiwin. Untuk mempertahankan pelanggan, ia memberikan pilihan cabai rawit merah dan campur.

Sehingga pembeli yang merasa cukup berat dengan harga cabai rawit saat ini bisa memilih cabai rawit campur yang harganya lebih murah.

“Untuk cabai rawit merah saya jual dengan harga Rp 80 ribu per kg. Sementara yang campur Rp 60 ribu per kg. Untungnya tipis sekali. Biar laku saja dan pelanggan tidak kabur,” terangnya.

Dengan harga cabai rawit saat ini, ia mengaku tidak berani menyetok banyak. Selain takut busuk lantaran sulit terjual, ia juga harus membeli komoditi pangan lainnya untuk dijual. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago