Categories: Ekonomi

Cegah Potensi “Rush”, Bupati Buleleng Stop Aktivitas LPD Anturan

SINGARAJA – Permasalahan likuiditas Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Anturan kini bergulir ke pemerintah daerah.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana meminta agar manajemen LPD Anturan menghentikan aktivitas keuangan mereka untuk sementara waktu.

Setidaknya hingga audit yang dilakukan tim independen tuntas dilaksanakan. Permintaan itu disampaikan saat Agus Suradnyana memimpin rapat penyelesaian masalah likuiditas LPD Anturan, di Rumah Jabatan Bupati Buleleng kemarin.

Rapat juga dihadiri Kabid Pembinaan Perekonomian Masyarakat Adat pada Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Bali, Ni Luh Putu Seni Artini.

Permasalahan likuiditas di LPD Anturan bergulir sejak awal pandemi lalu. Saat itu lembaga keuangan ini mulai membatasi penarikan dana di LPD Anturan.

Penyebabnya ada ratusan miliar yang mendadak macet, karena situasi pandemi. Kredit macet itu memberi efek domino. Karena ada deposito yang juga jatuh tempo, namun belum dapat dilakukan pencairan.

Dalam rapat tersebut, Agus Suradnyana meminta agar masyarakat dan prajuru desa adat menahan diri.

“Saya sudah minta dilakukan audit oleh auditor independen. Saya minta sebulan kedepan selesai. Biar nanti hasil auditnya dipaparkan oleh auditor, dilihat pengurus LPD, prajuru adat, perwakilan nasabah, dan dari pemerintah daerah,” kata Agus.

Auditor diminta melengkapi data riil. Terutama terkait keberadaan aset LPD Anturan. Selama proses audit berlangsung, manajemen LPD Anturan diminta menghentikan aktivitas usaha mereka.

Manajemen dan staf diminta berkonsentrasi memberikan dukungan data pada auditor, sehingga proses audit segera tuntas. Terlebih aset yang berputar di LPD Anturan tak kurang dari Rp 200 miliar.

“Saya minta semua pihak menahan diri dulu. Saat ini menjaga kepercayaan publik itu penting. Karena ini lembaga keuangan, trust (kepercayaan)

dari publik itu harus dijaga, biar tidak terjadi rush (penarikan besar-besaran). Ini yang akan membuat lembaganya kolaps,” tegas Agus.

Sementara itu Kabid Pembinaan Perekonomian Masyarakat Ni Luh Putu Seni Artini mengungkapkan, pihaknya sebenarnya melakukan dua kali mediasi di lembaga keuangan tersebut.

Lembaga Pembina Lembaga Pekreditan Desa (LP LPD) juga sudah memberikan suntikan dana pemberdayaan sebanyak Rp 200 juta.

Namun itu belum cukup membantu, karena kebutuhan likuiditas di LPD Anturan yang cukup besar.

“Kami berusaha selesaikan ini lewat hukum adat dulu. Kalau sudah nggak jalan, baru ke hukum positif. Karena kami pun berharap dana publik yang telah dihimpun, tetap terjaga,” katanya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago