Categories: Events

Sasar Keluarga, Gencarkan Germas

DENPASAR – Dinas Kesehatan Provinsi Bali kembali mengadakan workshop pelaksanaan kampanye gerakan masyarakat sehat (germas) pada dinas dan kelompok organisasi masyarakat terkait Jumat (22/6) kemarin. Kampanye ini resmi secara langsung dibuka oleh Dewa Made Indra, Sekretaris Daerah Provinsi Bali.

Dalam sambutannya Sekda Provinsi Bali mengingatkan kampanye hidup sehat ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan, karena kesehatan merupakan hak dan urusan individu dengan menerapkan pola hidup sehat. Melibatkan elemen masyarakat di pelosok-pelosok desa, dan mengarahkan anggaran kesehatan pemerintahan untuk upaya promotif dan preventif. 

“Upaya promotif lebih penting dari tindakan-tindakan operatif, sebab kalau ini berhasil dengan baik maka anggaran kesehatan di rumah sakit dan puskesmas bisa dikurangi secara signifikan sehingga bisa diarahkan untuk program pengembangan sumber daya manusia lainnya,” ujarnya. Ketut Suaryaja, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali menambahkan visi dan misi Indonesua sehat dimulai dari tiga pilar yakni lewat promosi kesehatan, penguatan layanan kesehatan, dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Ia juga menyampaikan pendekatan kesehatan harus proaktif, dan lintas sektor juga harus berupaya lewat germas selain melakukan pendekatan keluarga karena germas harus dimulai dari individu.

“Kesehatan tanggung jawab dan kebutuhan kita semua. Germas adalah gerakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat,” timpalnya. 

Dari data yang ada jelasnya 92 persen di Bali kurang mengonsumsi buah dan sayur, dan 36,7 persen masyarakat Bali aktif mengonsumsi alkohol. Dan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik perokok pada remaja di Bali meningkat. 

Suarjaya menekankan budaya hidup bersih harus dimulai dari diri sendiri, dan mengajak keluarga untuk mulai hidup sehat dengan mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Sebab di Bali hanya 25 persen anak-anak yang memiliki gizi yang normal, sisanya obesitas atau kekurangan gizi. 

“Sebagian besar konsumsi daging ini naik, akhirnya terjadi penyakit tidak menular seperti obesitas, hipertensi, jantung dan gagal ginjal. Dan konsumsi rokok, khususnya pada remaja bisa kita turunkan lagi lewat germas ini,” pungkasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago