Categories: Features

Pemain Beradu Strategi Memutus Layangan Sebanyak Mungkin, Dapat Hadiah Rp 15 Juta

Penggemar layangan di Buleleng tengah berkumpul. Mereka saling adu taktik dan strategi demi menumbangkan layangan lawan. Seperti apa suasananya?

 

Eka Prasetya, Buleleng

 

Permainan tradisional layangan, dimainkan secara berbeda di Buleleng. Di Bali Selatan, lazimnya layangan identik dengan ukurannya yang besar dan diterbangkan demi keindahannya. Sementara di Buleleng, layangan dimainkan untuk diadu. Berhasil memutuskan benang lawan merupakan kepuasan tiada tara.

 

Jumat lalu (19/8), puluhan penggemar layangan di Buleleng berkumpul di Lapangan Bhuana Patra. Mereka akan adu strategi memutus benang layangan. Para penggemar itu berlomba dalam ajang Raja Langit Battle Sky.

 

Permainan adu layangan di Buleleng dikenal dengan sebutan mekorot. Tiap tahun para penggemar layangan, dari anak-anak hingga dewasa akan menyempatkan diri bermain layangan.

 

Biasanya permainan dilakukan dengan cara sederhana. Mereka bermain di sawah yang kering. Saat ada layangan yang terbang berdekatan, para pemain langsung mengadu benang layangan hingga salah satunya putus. Tak ada rasa emosi saat benang putus, pun tak ada rasa jumawa karena berhasil mengalahkan lawan.

 

Kini permainan itu dilakukan secara formal. Para penggemar berkumpul di sebuah lokasi yang sama. Total ada 64 orang penggemar layangan yang berkumpul di Lapangan Bhuana Patra. Mereka akan adu taktik dan strategi dalam memainkan layangan. Mereka cukup antusias karena ada hadiah dengan nilai total Rp 15 juta.

 

Salah seorang peserta lomba, Putu Kajeng menuturkan, dia berminat mengikuti lomba demi hadiah yang cukup besar. Selain itu dia juga hobi memainkan layangan. Meski terik matahari dan debu beterbangan, semua ia lewati demi memuaskan hobi. “Ini memang hobi saya dari kecil. Biasanya kalau lagi musim mekorot, ya main saja di sawah. Tidak ada hadiahnya. Sekarang ada hadiah, ya jelas lebih semangat,” kata pria yang berasal dari Kelurahan Paket Agung itu.

 

Sementara itu, Ketua Panitia Raja Langit Battle Sky, Agus Sastrawan mengatakan, secara teknis lomba itu sangat sederhana. Para pemain akan diadu satu lawan satu. Pemain yang layangannya putus, akan dieleminasi. Sementara yang berhasil, lolos ke babak berikutnya.

 

Untuk meningkatkan tantangan, benang disediakan panitia. “Jadi benang gelasan, kami sediakan. Sehingga peserta benar-benar menang karena keahlian mereka mekorot. Bukan karena masalah teknis seperti kualitas benang yang lebih baik dan yang tidak baik,” jelasnya. (*) 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago