Categories: Hiburan & Budaya

Sembroli Bereksperimen Lewat Wayang Bondres

RadarBali.com – Seni pedalangan tak hanya melulu soal wayang kulit belaka. Beberapa karya eksperimental di bidang pedalangan pun mulai muncul, seperti Wayang Ental.

Kali ini eksperimen baru muncul kembali, yakni Wayang Bondres. Seni Wayang Bondres itu diperkenalkan oleh I Gusti Made Aryana, yang lebih dikenal dengan nama Dalang Sembroli.

Seni eksperimental itu dipentaskan di Puri Kanginan Singaraja, disela-sela acara Buleleng Festival 2017, Jumat (4/8) malam lalu.

Dalang Sembroli menggandeng Sanggar Bondres Sunari Bajra untuk mementaskan garapan tersebut. Malam itu mereka memainkan lakon I Lijah-Lijah yang diambil dari cerita rakyat Bali.

Dalam lakon itu, Sembroli berperan sebagai dalang yang mengendalikan cerita dalam pementasan itu. Sesekali Sembroli keluar panggung untuk menyampaikan pesan-pesan moral kepada penonton.

Ketika Sembroli muncul di atas panggung, otomatis para pemain bondres berdiri mematung. Beberapa kali Sembroli juga memainkan wayang-wayang miliknya di balik kelir.

Hanya saja permainan wayang itu tak banyak dilakukan. Hanya beberapa kali saja. Itu pun tak ada dialog antara pemain bondres dengan wayang yang dimainkan.

Ditemui usai pementasan, Sembroli mengungkapkan ini baru garapan pertama. Ia mencoba mengolaborasikan antara wayang dengan topeng bondres.

Kolaborasi ini belum pernah dilakukan sebelumnya di Bali. “Sebelumnya saya sering libatkan seni pertunjukan lain, tapi bukan bondres. Misalnya wayang orang. Kalau bondres, setahu saya ini baru pertama kali. Kedepannya, tergantung masyarakat menilai seperti apa pertunjukan ini,” kata Sembroli.

Ia sendiri mengaku persiapan pementasan kali ini tak maksimal. Hanya ada waktu selama sebulan untuk melakukan persiapan.

“Ini pengalaman awal dan cukup lumayan sulit. Perlu banyak perbaikan-perbaikan,” katanya.

Kabid Kesenian Dinas Kebudayaan Buleleng, Wayan Sujana mengatakan, pertunjukan Wayang Bondres patut diapresiasi sebagai upaya mengembangkan seni tradisi di Bali.

Sujana menyebut ada beberapa seni pedalangan yang juga berasal dari hasil eksperimen.

“Dasarnya sekali memang wayang kulit. Lalu ada Wayang Wong yang mengambil lakon Ramayana, dan Wayang Parwa mengambil lakon Mahabrata. Itu kan hasil pengembangan leluhur kita,” kata Sujana.

Sebagai sebuah kesenian awal, Sujana mengaku masih ada banyak hal yang perlu dilakukan. Ia pun masih menanti banyak masukan dari praktisi serta penikmat seni, pasca pementasan itu.

“Hemat kami, porsi yang harus diperbaiki. Karena ini wayang bondres, tentu porsi wayang juga harus lebih banyak. Selain itu ada dialog bersama-sama antara dalang dengan bondres. Ini perlu perbaikan lagi,” tandas Sujana. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago