Categories: Hiburan & Budaya

Tembang Girang Denpasar Angkat Judul Pahoman

DENPASAR – Duta Denpasar kembali menampilkan wakilnya dalam Lomba Tembang Girang di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Bali, Denpasar, Kamis (5/7) kemarin.

Pertunjukan yang disuguhkan oleh Widya Sabha, Denpasar Utara tersebut mengangkat judul Pahoman.

I Gede Anom Ranuara, sang pembina mengatakan, judul Pahoman dipentaskan dalam ajang PKB tahun ini karena

budaya berkembang seiring dengan berkembangnya pola berpikir dan pengetahuan manusia sebagai pembuat dan pelaku budaya itu.

Maka dari itu, pola pikir juga akan berubah dan lebih mengarah kepada individu dan ekonomi sebagai ukuran kesejahteraan hidup.

Dalam pahoman, tembang girang ini menceritakan tentang prapen, yang berasal dari kata perapian. Ini tentang tiga unsur utama dalam prapen yaitu air, api dan angin.  

“Pemuputan adalah sumber udara yang menentukan hidup matinya api yang ada di prapen, paon adalah intinya yaitu tempatnya api dan bahan-bahan dipanaskan

kemudian dilanjutkan dengan penempaan dan yang terakhir adalah penyepuhan yang isinya adalah air yang membuat ketajaman itu terjadi,” paparnya.

Dia mengatakan, ketiga unsur tersebut merupakan simbol Dewa Trimurti (Iswara, Brahma dan Wisnu).

Iswara dalam bentuk penglampusan atau pemuputan sebagai roh atau jiwa di prapen dilihat dari kata dasar lampus atau puput yang berarti mati.

Dalam pengoperasiannya membutuhkan konsentrasi dan pranayama untuk menjaga keseimbangan udara kanan dan kiri yang menjaga tingkat kepanasan bara api yang membutuhkan.

Hal itu juga disesuaikan dengan tekstur besi agar bisa ditempa sesuai karya yang diinginkan. “Filosofi Prapen sebagai Pahoman tempat menempa dan memproses

sebuah karya cipta yang perlu mendapatkan penyikapan yang khusus dan mendalam. Hal ini agar spirit karya tidak hilang,” terangnya.

Sementara itu, I Gusti Made Agus Susana, salah satu juri lomba mengatakan, beberapa kriteria harus dipenuhi oleh para peserta dalam lomba ini.

Kriteria ini terbagi dalam dua kategori yakni Umum dan Penilaian. Kriteria umum di mana setiap kabupaten/ kota harus  mengirim satu grup taman girang dengan jumlah 7 orang penyaji dan penabuh 15 orang.

Untuk penyaji tiga orang bertindak sebagai penembang, tiga orang sebagai peneges dan satu orang  sebagai moderator,

busana adat yang dikenakan, usia minimum dan maksimal para peserta, durasi pentas, dan pupuh yang wajib ditembangkan.

Sedangkan untuk kriteria penilaian, yang dinilai  adalah suara penembang, wewiletan guru dingdong, raras dan ekspresi, penerjemah, iringan.

 “Selain itu penilaian juga ditentukan permainan karakter atau dialognya,” tandasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago