Categories: Hukum & kriminal

Nekat Beroperasi, Buruh Angkut Pasir di Zona Merah Tertimpa Galian C

RadarBali.com – Meski pemerintah memutuskan zona merah ditutup untuk aktivitas apapun, termasuk galian C, namun aktivitas penambangan masih terus berlangsung sampai sekarang.

Salah satu tambang pasir di zona merah yang masih nekat beroperasi adalah tambang pasir di Desa Pempetan, Rendang, Karangasem.

Apesnya, aktivitas penambangan itu akhirnya membawa korban. Wayan Gunarta, 40, seorang buruh angkut pasir asal Desa Pule, Rendang, Karangasem menjerit kesakitan setelah tertimpa longsoran galian C.

Akibat insiden itu, korban mengalami patah tulang terbuka dan terpaksa dilarikan ke IGD RS Sanglah untuk mendapat perawatan setelah sempat dirujuk ke RS Penta Medika Klungkung.

Menurut rekan kerja korban Ketut Narna, 45, patah tulang terbuka pada kaki kanan Gunarta akibat tertimpa longsoran pasir galian C.

Kejadian yang dialami Gunarta bermula saat dia bersama dengan buruh angkut pasir lain sedang melakukan penambangan pasir di daerah Pempatan, Rendang Karangasem.

Ketika akan menaiki pasir ke dalam bak truk, tiba-tiba gunungan pasir yang tepat berada di dekatnya longsor seketika.

Buruh angkut pasir lainnya berhasil menyelamatkan diri. Tapi, berbeda dengan Gunarta. Dia menjadi korban longsoran pasir galian C.

Usai kejadian, pekerja lainnya langsung memberikan bantuan kepada Gunarta. Kemudian mengevakuasi Gunarta ke rumah sakit.

“Saya  yang berada di lokasi penambangan panik. Hanya sekejap gunungan pasir galian C longsor ke bawah,” ungkap Narna.

Menurut Narna, meski Gunung Agung ditetapkan Awas oleh PVMBG, hingga saat ini penambangan pasir di Pempatan, Rendang Karangasem tetap dilakukan.

Sehari hampir 20 sampai 25 truk pengangkut pasir yang datang ke lokasi penambangan. Jarak lokasi  penambangan dengan lereng gunung agung sekitar 10 kilometer. 

“Pekerjaan sebagai buruh angkut pasir hampir 15 tahun lebih digeluti Gunarta. Hanya itu pekerjaan kami. Bahkan sebagian besar masyarakat Pempatan bekerja sebagai buruh angkut pasir,” ujarnya. 

Selain mengalami patah tulang terbuka, kata Narna, Gunarta mengalami luka robek di kepala belakang. Namun sudah diberikan tindakan medis berupa 4 jahit luar dan 2 jahitan dalam.

“Mudah-mudahan segera dilakukan operasi. Agar kondisi Gunarta lebih baik,” harapnya. “Kejadian ini menjadi pelajaran, buat saya dan pekerja lainnya. Agar tetap berhati-hati saat melakukan kegiatan penambangan pasir,” ucap Narna.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: rs sanglah

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago