Categories: Hukum & kriminal

Pelari Asal Jepang Meninggal, Tim Medis Bongkar Fakta Mengejutkan

GIANYAR – Ajang Maybank Bali Maraton 2019 yang digelar Minggu (8/9) makan korban. Seorang pelari asal Jepang, Atsushi Ono, 58, bernomor dada 1117 tumbang ketika tengah berlari di selatan Puri Blahbatuh.

Nyawanya tak terselamatkan. Pelari lainnya banyak yang berjatuhan. Kapolsek Blahbatuh Kompol I Ketut Dwikora membenarkan salah satu peserta lari Maybank Bali Marathon meninggal dunia.

“Ya tadi ada yang meninggal dunia setelah jatuh di selatan Puri Blahbatuh, langsung ditolong oleh PMI Gianyar. Itu  sudah umur juga,” papar Kompol Dwikora.

Sedangkan, Kepala Markas PMI Gianyar, I Made Gede Lokayasa, menyatakan pelari asal Jepang itu sempat sempoyongan ketika melewati Jalan Wisma Gajah Mada Blahbatuh.

Kemudian pelari Jepang itu terjatuh. Petugas yang siaga langsung mendatangi korban untuk diberikan penanganan medis.

“Kami tangani berempat termasuk dengan dokternya. Saat jatuh kami pindahkan ke pinggir jalan tempat yang agak teduh, periksa jalan nafas, dan periksa urat nadi,” ujarnya.

Saat ditangani, Loka menyampaikan korban yang mengikuti lari full maraton itu tidak ada nadi. Bahkan, nafasnya terhenti.

Sehingga pihaknya pun melakukan  Resusitasi Jantung Paru (RJP) berupa pijat jantung. “Pijat jantung lima siklus dalam satu menit. Dan dikasih oksigen. Setelah  korban mulai bernafas, kami pindahkan ke dalam ambulance,” jelasnya.

Kemudian, korban dilarikan ke RS Kasih Ibu, di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh. Sayangnya, sampai di rumah sakit,

korban yang selama di Indonesia tinggal di Jalan Alam Elok 6/35 Cluster Ivory Livo, Cikarang, Bekasi, Provinsi Jawa Barat itu, dinyatakan meninggal dunia.

Sementara itu, Dirut RS Kasih Ibu Saba, dr. Ngurah Buana, mengakui menerima pasien pelari maraton asal Jepang.

“Kami tidak sempat melakukan penanganan. Karena tiba dalam keadaan meninggal dunia. Kami hanya membuktikan jika korban meninggal dunia,” jelasnya.

Pihaknya menduga, jika pelari asal Jepang ini meninggal dunia akibat kelelahan. Kata dia, jasad korban kini diurus oleh pihak keluarga melalui konsulat negara yang bersangkutan. 

Selain ada yang meninggal dunia, banyak pelari yang terjatuh tidak kuat menyelesaikan rute lari. Ngurah Buana pun mengaku telah menangani pasien tersebut.

“Karena kami yang terdekat, jadi banyak dilarikan ke Kasih Ibu,” jelasnya. Rata-rata pelari yang pingsan karena kelelahan. Akibat lelah, para pelari banyak yang terjatuh.

Pelari yang dirawat di RS Kasih Ibu Saba, terdiri dari pasien yang mengalami diare, patah jari kelingking, dan kram kaki.

Selain di RS Kasih Ibu Saba, tercatat dua pelari juga dilarikan ke RS Sanjiwani Gianyar. Di Sanjiwani, pelari ada yang pingsan dan ada yang kelelahan. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago