Categories: Hukum & kriminal

Bule Rusia Tinggal di Bandara Ngurah Rai, Kemenkumham Segera Deportasi

DENPASAR – Aksi Marat, warga negara asing (WNA) berkebangsaan Rusia yang viral di media sosial karena tinggal di taman sebelah timur Bandara Ngurah Rai, dekat Patung Ngurah Rai membuat Kanwil Kemenkumham Bali angkat bicara.

Kepala Kanwil Kemenkumham Bali Jamaruli Manihuruk mengungkapkan, bule Rusia yang diamankan Satpol PP Badung, Senin (13/7) tersebut masih di tahan Rumah Detensi Imigrasi Ngurah Rai untuk diperiksa.

Marat diamankan berdasar laporan masyarakat karena dianggap mengganggu lingkungan masyarakat. Sebelum diserahkan Imigrasi, Satpol PP Badung sempat memeriksa Marat.

“Yang bersangkutan masih kami tahan dulu, masih diperiksa dulu dan dilihat pelanggaran-pelanggarannya,” ujar Jamaruli Manihuruk, Senin (13/7).

Pihak imigrasi saat ini masih memastikan terlebih dahulu status pria kelahiran 23 Oktober 1984 yang mengaku sudah sekitar 1 bulan tidur beralaskan tikar di taman itu.

“Dengan adanya pandemic, secara otomatis mereka (WNA) diperpanjang masa tinggalnya di Bali. Tapi, dengan aturan baru, kami pastikan dulu statusnya, apakah dia harus pulang ke negaranya,” katanya.

Jamaruli menyebut, pihaknya saat ini masih merujuk pada surat edaran yang terbaru terkait perpanjangan secara otomatis tersebut. 

“Kalau dulu diberikan perpanjangan otomatis, sekarangg tidak otomatis lagi. Jadi harus melakukan perpanjangan. Kalau memang mereka sudah habis izin tinggalnya, ya harus diperpanjang,” jawabnya.

Penerbangan internasional kan belum normal? “Nggak harus langsung dipulangkan, jadi kalau pesawat di negaranya tidak ada, ya kita harus tunggu sampai ada pesawat yang memulangkannya,” imbuhnya.

Pihaknya juga berencana untuk melakukan rapid test terhadap bule Rusia tersebut. “Harus rapid test agar yang didalam (tahanan detensi imigrasi) tertular gara-gara dia,” pungkasnya.

Seperti diberitakan, Marat diketahui tinggal di taman sebelah timur Bandara Ngurah Rai setelah kehabisan bekal.

Untuk bertahan hidup, dia berharap belas kasihan warga setempat yang iba dengan nasibnya. Sehari-hari dia tidur beralas tikar.

Kalau sedang hujan, dia berteduh di Bandara Ngurah Rai. Marat sendiri masuk ke Bali pada 22 Maret 2020 untuk berwisata.

Dia masuk bulan Desember melalui China, kemudian ke Bangkok, Kamboja, Malaysia, Singapore, kemudian bulan Maret ke Indonesia.

Saat hendak balik ke negaranya, dia kehabisan uang. Apalagi kondisi tidak adanya penerbangan ke Rusia karena wabah corona membuat dia tertahan lebih lama di Bali. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago