Categories: Hukum & kriminal

Olah TKP Cari Bukti Tambahan, Tak Ada CCTV, Jejak Tersangka Misterius

KUBUTAMBAHAN – Aparat kepolisian Polsek Kubutambahan masih berupaya membongkar kasus pencurian dengan kekerasan yang menimpa seorang janda bernama Ni Putu Sekar, 50, warga Dusun Dauh Pura, Desa Depeha, Kubutambahan, Buleleng.

Bukti-bukti baru berusaha dikumpulkan penyidik dengan melakukan olah TKP ulang kemarin. Hampir tiga jam lebih aparat Unit Reskrim dan tim Inafis Polres Buleleng memeriksa area toko sembako milik korban.

Setiap sudut ruangan tak luput dari pemeriksaan polisi. Saat olah TKP, kondisi warung milik korban masih berantakan.

Tampak pula bekas ceceran darah korban di lantai toko yang mulai mengering. Polisi juga mengambil gambar pada area toko milik korban.

Selain itu pemeriksaan oleh polisi juga dilakukan pada bangunan toko belakang korban untuk mencari barang bukti lain.

Kapolsek Kubutambahan, AKP Made Mustiada menjelaskan, jenazah korban sudah berada di ruang jenazah RSUD Buleleng dan telah dilakukan otopsi, Selasa (14/7) dini hari.

Hanya AKP Mustiada mengaku belum menerima hasil otopsi. Untuk bagian tubuh korban yang mengalami luka, yakni luka di belakang kepala korban. Apakah luka itu akibat benda tumpul atau benda tajam, masih menunggu hasil otopsi.

“Kami belum bisa memastikan masih menunggu hasil otopsi dulu,” ujar AKP Mustiada. Terkait barang-barang yang hilang, AKP Mustiada menuturkan, berdasar keterangan kakak korban, Desak Made Liarni, hanya tas gandek dan kalung beserta liontin yang kerap dipakai korban.

Sedangkan barang berharga seperti sertifikat tanah, perhiasan di kamar korban masih ada. “Jadi, kalung yang dipakai korban dan tas gandek saja yang hilang,” tegasnya.

Terkait siapa pelaku pembunuhan korban, AKP Mustiada belum bisa memastikan. Pihaknya masih perlu mengumpulkan bukti dulu sebelum menguak pelaku pembunuhan.

“Baru dua saksi yang kami periksa yakni kakak korban Desak Made Liarni dan adik korban Dewa Made Suweca,” ucapnya.

Ditegaskan AKP Mustiada, kasus yang menimpa korban bukan perampokan. Kasusnya lebih mengarah kepada aksi tindakan pencurian dengan kekerasan.

”Saya pertegas, ini bukan perampokan. Tapi kasus pencurian dengan kekerasan,” jelas AKP Mustiada.

Dia melanjutkan  pada toko milik korban tak ada kamera CCTV. Pihaknya juga sudah meminta agar masyarakat yang berjualan di desa untuk melengkapi tokonya dengan kamera pengawas CCTV.

Sehingga setiap kali ada kejahatan memudahkan aparat kepolisian dalam melacak pelaku. “Adanya aksi ini kami minta bagi masyarakat yang berjualan jangan sendirian. Minimal di toko lebih dari satu orang. Yang penting toko juga dilengkapi kamera CCTV,” tandasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago