Categories: Hukum & kriminal

Ikut Cari KRI 402 Secara Niskala, Rohaniawan Bali Gelar Mulang Pakelem

SINGARAJA – Upaya secara niskala terus dilakukan oleh komponen masyarakat dan para tokoh. Seperti yang terjadi di Buleleng, Sabtu (24/4), rohaniawan menggelar upacara mulang pakelem.

Upaya itu diharapkan dapat mempercepat proses pencarian KRI Nanggala-402 yang dinyatakan hilang kontak sejak Rabu (21/4) lalu.

Upacara mulang pakelem itu dilangsungkan di Pantai Labuan Lalang, Desa Sumberklammpok, Kecamatan Gerokgak, Sabtu sore.

Upacara dipimpin Ida Pandita Dukuh Tri Buda Nata Gni Nanda dari Girya Gde Bajrasidhi, Desa Celukanbawang.

Prosesi itu diawali dengan doa bersama di areal pantai. Tepat di sisi utara Pura Pengayatan Labuan Lalang.

Proses itu juga diikuti sejumlah tokoh, yakni Gubernur Bali Wayan Koster, Kapolda Bali Irjen Pol Danan Jaya Putra, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana,

Komandan Kodim 1609/Buleleng Letkol inf Muhammad Windra Lisrianto, dan Kapolres Buleleng AKBPMade Sinar Subawa.

Setelah dilangsungkan prosesi doa, pandita langsung menuju kapal patroli KP XI-2013 milik Polres Buleleng yang disiagakan di areal pantai.

Rohaniawan selanjutnya melarung banten pakelem di sekitar perairan Pulau Menjangan. Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng, I Gde Made Metera mengatakan, upacara itu sengaja digelar sebagai bentuk doa.

Terutama kepada Bhatara Barua yang menguasai lautan, agar membantu proses pencarian KRI Nanggala-402 secara niskala.

“Supaya aparat yang melakukan pencarian kapal bisa dilancarkan tugasnya. Intinya ada dua. Pertama, kita semua berdoa agar KRI Nanggala-402

segera ditemukan. Kedua kita semua juga berdoa untuk keselamatan kepada seluruh kru kapal tersebut,” kata I Gde Made Metera.

Lebih lanjut I Gde Made Metera mengatakan, Pantai Labuan Lalang sengaja dipilih karena posisinya berada paling dekat dengan lokasi pencarian.

Lokasi ini diyakini sebagai lokasi yang mustajab dalam menyampaikan doa. Selain itu berbagai sarana juga telah dipersiapkan.

Di antaranya mantra, yantra, dan tantra. Seluruhnya sudah dilakukan dalam prosesi kemarin. “Mantra telah disampaikan Ida Pandita saat beliau menggerakkan genta.

Sedangkan yantra itu banten pakelem yang dihaturkan. Sementara tantra itu kekuatan beliau sebagai sulinggih, dalam menyampaikan doa agar dikabulkan oleh Beliau,” jelasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago