Categories: Nasional

Jadi Jalur Alternatif Sejak Zaman Belanda

Warga menyebutnya sebagai Jembatan Anggrek. Berlokasi di Banjar Tengah, Sibangkaja, Abiansemal, Badung. Meski sudah berusia ratusan tahun, namun sarana penghubung sederhana ini masih dipakai untuk aktivitas sehari-hari.

 

MADE DWIJA PUTRA, Mangupura

HAMPIR  setiap saat warga setempat berlalu-lalang karena berfungsi sebagai jalur alternatif. Ukurannya memang tidak terlalu lebar. Hanya bisa digunakan satu jalur sepeda motor dan pejalan kaki.

Umur  jembatan memang sudah uzur karena sudah dibangun sejak zaman Belanda. Sayangnya, warga setempat tidak tahu persis kapan dibuat.

Hanya ada yang ingat bahwa jembatan itu terakhir diperbaiki pada tahun 1981 silam. Sudah cukup lama.

Rabu (18/10) siang kemarin, koran ini melihat langsung kondisi Jembatan Anggrek.

Sarana penyeberangan ini persis berada di atas sungai Ayung. Namun, warga lazim menyebutnya sebagai jembatan sungai anggrek.

Dengan  pemandangan di kanan dan kiri rimbun, sekitarnya banyak sumber air, rumpun bambu, dan pohon nyiur.

Jembatan ini jadi penghubung dari Desa Adat Sibang Kaja, Desa Adat Gerih dan Subak Blumbungan, Abiansemal, Badung.

Dari pantauan Jawa Pos Radar Bali, jembatan tersebut masih dengan pondasi lama. Hanya disangga beton dan besi tiang penyangga dari bawah. 

Di bagian sisi dibatasi pagar besi yang tersusun rapi. Tetapi masih konsep lama. Total panjang jembatan dari ujung barat dan timur itu sekitar 30 meteran.

Hampir setiap saat warga setempat menggunakan jembatan tersebut. Maklum jembatan tersebut memang dari dulu hingga kini dijadikan jalur alternatif.

Meski sekarang ada jembatan baru yang lebih lebar, dari arah pasar tradisional Sibang Gede. Sebagian warga tetap lebih suka lewat jalan ini, daripada memutar lewat selatan.

Krama (warga) masyarakat Desa Adat Sibang Kaja I Ketut Gede Sucita  menerangkan  panjang jembatan tersebut sekitar 30 meter dengan lebar hanya satu meter.

Jembatan itu hanya bisa dilewati satu kendaraan sepeda motor saja dan juga pejalan kaki. Kalau misalnya ada motor dari dua arah, salah satu motor harus berhenti dulu, setelah lewat baru mereka bisa melalui jembatan itu.

“Jembatan ini perlu diperbaiki karena merupakan jalan alternatif  masyarakat dari satu desa ke desa lain terutama untuk kegiatan adat,” terangnya.

Dia memperkirakan pembangunan ini dibangun zaman Belanda. Sebelum dibuat dari besi, sebelumnya lebih sederhana lagi.

 ”Kalau secara konstruksi secara menyeluruh belum pernah. Hanya ada perbaikan dulu pada saat AMD dan hanya diservis atasnya saja. Selain jembatan ini sempit, penerangannya juga kurang,” ungkapnya.

Jembatan ini tergolong jalur padat. Hampir warga setempat setiap saat memanfaatkan jembatan tersebut sebagai jalur penghubung.

Memang benar, kemarin juga hampir setiap saat ada saja orang lewat. Baik warga setempat yang membawa hasil pertaniannya dari Subak Blumbungan, siswa sekolah dan juga masyarakat umum.

“Jembatan ini masih produktif dilalui. Setiap hari kalau ditotal, rata-rata 1.000 kendaraan sepeda motor bisa lalu lalang di sini, ” jelasnya.

Dia  juga menceritakan kondisi jembatan di atas sungai Ayung atau Tukad Ayung atau lazim disebut warga setempat sungai anggrek ini  saat hujan lebat airnya kadang melebihi tinggi jembatan.

Cukup deg-degan kalau tidak terbiasa. Apalagi kalau hari sudah mulai gelap. Karena jembatan ini tergolong jembatan yang sangat konvensional.

”Kami harapkan pemerintah segera melakukan perbaikan sehingga masyarakat nyaman untuk melintasi jembatan itu,” pungkasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago