Categories: Nasional

Tiket Pesawat

Oleh: Dahlan Iskan

Kita senang kalau ada persaingan. Khususnya di dunia penerbangan. Harga tiket bisa murah. Bisa banting-bantingan. Seperti kapan itu. Make everybody fly.

Berita sedihnya: Malaysia Airlines lagi dipertimbangkan untuk ditutup. Hongkong Airlines di ambang bangkrut. Perusahaan penerbangan terbesar kedua di India, Jet Airways, la yahya wala yamut. Sriwijaya Air menyerah ke Garuda. Beserta Nam Air-nya.

Saya selalu ingat kata-kata Azrul Ananda: Jadi jutawan itu gampang. Jadilah dulu milyader. Lalu bikinlah perusahaan penerbangan. Anda akan langsung bisa jadi jutawan.

Selasa kemarin pemerintah India mengadakan rapat mendadak. Soal Jet Airways. Yang penumpangnya pada marah. Minta uang kembali. Banyak jadwal dibatalkan. Tidak mampu meneruskan pembayaran sewa pesawat. Pilot akan mogok. Karena gaji yang belum dibayar.

Sudah sangat parah. 

Perdana Menteri Malaysia mendadak bikin keterangan. Mahathir Muhammad sendiri yang mengumumkan. Pekan lalu: lagi mempertimbangkan apakah MAS akan ditutup, dijual, atau diinjeksi modal.

Yang terakhir itu hampir pasti tidak mungkin. Pemerintah tidak lagi punya uang. Juga karena injeksi seperti itu sudah sering dilakukan. Di masa lalu. Dengan janji manajemennya selalu: itu injeksi yang terakhir. Habis itu MAS akan bisa berkembang pesat.

Nyatanya tidak. Nyatanya harus diinjeksi lagi. Juga untuk yang terakhir kali. Tidak pernah yang terakhir itu terjadi.

Pilihannya tinggal dijual. Atau ditutup. Untuk ditutup terlalu gengsi. Masak maskapai kebanggaan nasional ditutup. Kalau dijual apakah ada yang mau membeli. Dan lagi, kesannya, pemerintah kok jual-jual-jual.

Saya jadi ingat sekian tahun lalu. Saat masih menjadi sesuatu. Saya sudah tahu bahwa MAS dalam kesulitan. Meski Garuda sendiri juga baru keluar dari kesulitan. Setelah ada investor baru. Yang posisinya minoritas: Chairul Tanjung.

Saat itulah saya melakukan kontak-kontak dengan MAS. Bosnya setuju untuk datang ke Jakarta. Kami bertemu. Tahap awal. Penjajagan: Garuda membeli sebagian saham MAS.

Dengan pemikiran MAS memiliki pesawat-pesawat besar. Lebih banyak. Memiliki jalur penerbangan internasional yang luas.

Akan kami diskusikan bagaimana bangsa serumpun ini bersinergi. Garuda fokus pada penerbangan domestik Indonesia. Garuda, melalui MAS, memenangkan penerbangan internasional.

Baiknya Garuda memang sangat fokus ke dalam negeri. Yang pasarnya begitu besar. Yang wilayahnya begitu luas. Jangan sampai sibuk mikir internasional. Lalu kecolongan domestiknya.

Apalagi sektor yang menguntungkan justru yang dalam negeri.

Kalau perlu pesawat-pesawat kecil MAS dikirim ke Jakarta. Untuk memperkuat armada domestik Garuda.

Waktu itu MAS belum kehilangan dua pesawat besarnya. Dua-duanya Boeing 777. Yang satu kena mortir di atas Ukraina. Satunya lagi hilang arah. Entah ke mana. Setelah take off dari Kuala Lumpur. Yang tujuan awalnya ke Beijing. 

Pun sampai sekarang belum ditemukan.

Waktu itu MAS juga belum begitu kalah di domestiknya. Belum seperti sekarang. Ketika Air Asia dan Lion Malindo menghabisinya.

Kami pun sepakat untuk meneruskan penjajagan itu. Tapi waktu tidak cukup lagi.
Berakhir begitu saja.

MAS sebenarnya juga terus berusaha bersaing. Bikin anak perusahaan: MASwing. Menggunakan pesawat kecil, ATR, baling-baling. Untuk bersaing dengan Air Asia dan Lion. Waktu ke Sabah, misalnya, saya selalu naik MASwings.

Pernah juga MAS go public. Masuk pasar modal. Agar dapat dana segar. Untuk mengurangi utangnya. Juga untuk membuat manajemennya lebih profesional.

Tapi harga sahamnya tidak pernah sukses. Bahkan membuat posisi MAS kian sulit. Pemerintah tidak bisa lagi membantu dana.

Akhirnya diputuskan: go privat. Artinya: menarik diri dari pasar modal. Kembali menjadi BUMN murni. Di bawah grup Khasanah.

Segala macam jenis pertolongan sudah pernah dilakukan. Tapi tidak pernah bisa membuat MAS berjaya.

Kini sumur utangnya sudah terlalu dalam. Juga sumur persoalannya. Tidak bisa ditolong lagi.

MAS sudah pernah sukses. Sebagai milyader. Sudah lebih mudah untuk jadi jutawan.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago