Categories: Nasional

Nekat Seberangi Sungai, Ogah Bangun Jembatan Jaga Kesakralan Beji

Menarik ketika melihat perjuangan warga Desa Nyitdah dan Desa Pejaten. Nekat menyeberangi sungai untuk memperoleh air bersih. Namun tak sedikit pun niat untuk membuat jembatan.   

 

 

JULIADI, Tabanan

LALU lalang masyarakat yang berada di Desa Nyitdah dan Pejatan, tampak, terlihat ketika mengambil air di Beji Sengara di Banjar Tegal, Nyitdah, kemarin.

Mereka nekat menerobos aliran sungai (tukad) Yeh Dati mengendarai sepeda motor. Meski terlihat aliran sungai cukup deras.

Dari mereka ada yang membawa galon dan dirigen. Air yang diambil dari Beji Sengara tak lain digunakan untuk kebutuhan minum setiap hari.

“Mengambil air di beji sudah berpuluh-puluh tahun dilakukan. Meski kondisi air sungai begitu deras, saat musim hujan sekarang ini,” kata Kelian Banjar Adat Tegal Gede Made Anom Putra.

Sudah biasa masyarakat mengambil air dan tak ada rasa takut menyeberangi sungai dengan mengendarai sepeda motor mengambil air.

Bahkan, ada yang berjalan kaki. Dulunya kondisi jalan ke beji tidak semulus seperti ini. Masih jalan tanah, tapi sekarang sudah dibeton.

“Sudah puluhan tahun saya disini masyarakat mengambil air di beji dengan menyeberangi Tukad Yeh Dati dan tak pernah ada kejadian. Seperti jatuh saat berkendara di sungai atau hayut,” ujar pria berusia 50 tahun.

Melihat kondisi masyarakat yang menyeberangi sungai untuk memperoleh air minum bersih, tak ada niat dari warga desa membangun jembatan untuk mempermudah jalan.

Justru warga desa tak mengijinkan di bangun jembatan. Sempat desa berencana membangun jembatan bahkan dari pemerintah kabupaten.

Tetapi, masyarakat melarang. “Kalau kata tetua kami di banjar mengapa tak ingin membangun jembatan. Karena itu jalan secara niskala (lalulalang mahkluk yang tak kelihatan). Sehingga dilarang untuk membuat jembatan,” jelasnya.

“Selain itu dengan tidak membangun jembatan salah satu untuk menjaga kesakralan Beji Sengara,” jelasnya.

Anom menambahkan di Banjar Tegal sejatinya ada dua yakni Beji Sengara dan Beji Kayangan Batan Pulet.

Kalau masyarakat menggunakan air untuk keperluan air minum dan kebutuhan sehari-hari masyarakat harus mengambil di Beji Sengara.

Sedangkan keperluan upacara masyarakat mengambil air beji di Kayangan Batan Pulet. Air yang ada di beji sengara tidak hanya diambil oleh warga Desa Pejaten dan Nyitdah, tetapi warga desa Kediri.

Yang rutin menggunakan air di Beji Sengara untuk keperluan air yakni Banjar Tegal Desa Nyitdah dan Banjar Baleran, Desa Pejaten.

Dengan jarak lokasi beji dengan rumah warga sekitar 300 meter. “Meski jarak begitu jauh ke beji masyarakat tak pernah mengeluh,” pungkasnya. (*)

 

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago