Categories: Nasional

Caleg Demokrat Berguguran, Dukungan ke Prabowo Jadi Pemicu Keok

DENPASAR – Pemilu 2019 jadi pukulan telak bagi Partai Demokrat bentukan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY.

Pasalnya, calon legislatif dari Partai Demokrat banyak yang gagal melenggang ke parlemen. Bahkan, para petahana yang namanya dikenal luas ikut rontok, berguguran, tidak mendapat kursi.

Penelusuran Jawa Pos Radar Bali, yang santer terdengar Partai Demokrat baru meloloskan satu nama ke DPRD Bali, yakni Tjokorda Asmara Putra Sukawati alias Cok Anom dari dapil Gianyar.

Sementara para incumbent  dari Partai Demokrat yang duduk sekarang di DPRD Bali sebagian besar tidak lolos. 

 “Demokrat banyak yang tidak lolos. Pak I Gusti Bagus Alit Putra, Wakil Ketua DPRD juga gagal masuk parlemen,” ungkap sumber Jawa Pos Radar Bali.

Nasib yang dialami Partai Demokrat karena banyak faktor. Salah satunya  isu agama, atau khilafah dan juga dukungan kepada paslon Prabowo –Sandi.

Hal ini diungkapkan Ketua DPD Partai  Demokrat Bali,  Made Mudarta. Dia membenarkan bahwa banyak kadernya berguguran dalam pertarungan demokrasi merebut kursi baik, DPR RI, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten.

 “Selain banyak faktor, efek pemilihan presiden yang bersamaan ya, isu khilafah. Kebetulan Partai Demokrat mendukung Prabowo- Sandi.

Itu penggilas paling ganas, karena logis partai ada di surat suara presiden. Ketiga, faktor bansos. Ya, bansos, pasar-pasar Demokrat, kami kan nggak boleh kampanye money politics harus jujur,” ucapnya.

Mudarta menyebutkan, dengan sistem pemilu saat ini memang menguntungkan partai-partai besar, yaitu PDIP. Seperti adanya bantuan hibah atau bansos.

Terlebih juga santer isu agama, yang menyebabkan suara Demokrat banyak jebol.  

“Banyak incumbent yang berguguran. Kami sebut mereka pahlawan demokrasi. Walaupun mereka gugur tetap kami berdiri anti money politics,  anti hoaks, kami ikut deklarasi itu ternyata suara kami juga bersih,” sentilnya.  

Saat ditanya jumlah kursi, Mudarta enggan menjawab. Dia, hanya meminta Jawa Pos Radar Bali menunggu hasil rekapitulasi KPU.

Dia meminta jangan sampai ada penggelembungan suara atau pergeseran suara. “Belum tahu, harus bersabar, tunggu rekap kecamatan seluruh Bali.

Jangan sampai saling klaim. Masing –masing klaim kan repot. Mari ikut. Belum bisa tentukan kursi kalau selesai rekap kecamatan, pasti tahu,” pungkasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago