Categories: Nasional

Susahnya Bikin Video Itu di Konsep, Masalah Uang Sudah Biasa

Dibalik gagahnya para musisi dalam setiap video klip, tentu ada orang hebat yang berada dibelakangnya. Yakni, sang sutradara yang mengatur video klip tersebut. Seperti apa?

 

I WAYAN WIDYANTARA, Denpasar

DI Bali, nama besar Erick Est dan Andy Duarsa di dunia visual, terutama vdeo klip tak bisa ditepikan begitu saja.

Bahkan, di ajang nasional dan internasional pun patut diperhitungkan. Kamis malam (25/4), kedua orang yang sudah belasan tahun bergelut dengan video tersebut, duduk bareng untuk berbagi ilmu dengan generasi muda. 

Mereka dihadirkan oleh Anugerah Music Bali dalam acara yang digelar di Vaspa Cafe, Jalan Sesetan, Denpasar. Puluhan orang pun hadir untuk menyimak diskusi yang menaril tersebut.

Disinggung mengenai peran video klip bagi seorang musisi, Erick Est menyebut menjadi hal yang penting mengingat dunia visual ke depan terus berkembang. “Visual itu masa depan,” kata Erick.

Lalu apa yang menjadi persoalan tersulit dalam membuat sebuah video klip? “Problemnya tentu di konsep. Kalau masalah uang terlalu biasa,” ujarnya lantas disambut tawa peserta diskusi.

“Konsep menjadi penting, karena setiap musisi membuat lagu, pasti memiliki cerita sendiri. Nah kami memvisualkannya, dan terpenting ada etika dalam memvisualkannya,” imbuhnya. 

Andy Duarsa yang kerap menggarap video klip Bali ini menambahkan, selain persoalan konsep, tempat untuk membuat video klip bagi orang lokal juga kian mahal dan kerap dipersulit.

“Lokasi syuting beli semua. Ada tarifnya,” herannya. Yang menarik, ketika disinggung mengenai apakah membuat video klip harus mahal, Erick Est pun mengaku pertanyaan tersebut cukup sulit dijawab.

“Sebenarnya harga itu tergantung konsep. Misalkan membakar motor bebek dan Ferrari dalam video klip kan beda harganya,” ujarnya.

Selain itu, butuh juga untuk membayar tim yang membantu dalam pembuatan video klip. “Kalian nggak tahu, kalau ngedit video itu juga membuat saya sakit bangkiang (punggung). Makanya, kalau soal harga, itu tentatif lah,” bebernya.

“Tapi diluat untuk video klip, atau khususnya terkait soal kemanusiaan, saya support semampu saya,” ungkap Erick yang kerap membuat video dalam aksi Bali Tolak Reklamasi ini.

Lalu bagaimana menanggapi cemooh warga netizen terhadap video kalian? “Yang kritik itu wajar. Kalau nggak mau di kirritk, hidup di hutan saja sendirian,” pungkasnya. (*)

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago