Categories: Nasional

Duduk di Kursi dengan Wajah Seram, Isyaratkan Tak Sindir Siapapun

Sekaa Teruna Sentana Luhur, Banjar Kelodan, Desa/Kecamatan Tampaksiring, membuat ogoh-ogoh dengan tema raja buduh atau raja gila.

Ogoh-ogoh besar yang duduk di sebuah kursi itu pun menjadi perhatian publik. Seperti apa?

 

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SOSOK raja buduh atau raja gila belakangan viral di masyarakat Indonesia. Tidak saja di Bali. Di luar Bali, kemunculan raja-raja baru pasca-kemerdekaan mengundang kontroversi.

Fenomena itulah yang kemudian diangkat oleh pemuda di Banjar Kelodan, Desa/Kecamatan Tampaksiring.

Ogoh-ogoh berukuran jumbo itu dibuat menyerupai manusia besar. Sosok itu duduk di sebuah kursi berukir.

Wajahnya seram. Guratan yang detail menjadikan ogoh-ogoh itu mengundang decak kagum. Banyak masyarakat yang sengaja datang ke Tampaksiring hanya untuk melihat langsung ogoh-ogoh yang dibuat di balai Banjar setempat.

Konseptor ogoh-ogoh raja buduh, Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam, mengaku konsep itu sebetulnya akan dibuat pada 2019 lalu.

Namun karena ada suatu hal, maka tahun lalu dibuatlah ogoh-ogoh berkonsep Dewi Durga. Sehingga ogoh-ogoh raja buduh baru kesampaian dibuat pada 2020 ini.

“Kalau ogoh-ogoh raja buduh itu tyang (saya) tidak ada berniat untuk menyindir siapapun,” ujar Ida Bagus Nyoman Surya Wigenam.

Menggunakan 50 batang bambu, 300 sisiran bambu, dan 200 anyaman bambu, ogoh-ogoh raja buruh dibuat selama 2 bulan. Sebanyak 50-an pemuda di Banjar itu bahu membuat karya seni itu.

Diakhir rangka, guratan seni wajib ditonjolkan. Yang ditonjolkan dalam karyanya adalah anatomi dari tubuh manusia.

Dalam berkarya, dia tidak mengedepankan sinopsis dalam ogoh-ogoh. Namun, lebih menonjolkan visualisasi, karena ogoh-ogoh terlihat seram jika visualiasinya digarap secara serius.

“Kebanyakan orang lebih senang melihat bentuk dan wajah ogoh-ogoh dari pada sebuah sinopsisnya,” terang pemilik nama panggilan Gusman itu.

Sejak 2015 lalu, pemuda Banjar itu lebih menonjolkan anatomi karya. “Karena semua ogoh-ogoh saya kira harus ada bagian anatominya, kadang dikejar waktu sehingga sekedar saja,” ungkapnya.

Meski sudah ada larangan mengarak ogoh-ogoh, pihaknya tetap merampungkan bagian yang belum jadi. “Ogoh-ogoh tidak diarak. Disiapkan saja,” ungkap pemuda 28 tahun itu.

Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar tersebut mempaparkan sejak 2015 lalu terdapat enam karya yang sudah dibuat bersama pemuda setempat.

Berawal dengan ogoh-ogoh tanpa judul pada 2015. Kemudian pada 2016 ogoh-ogoh bertema Anca Srawa, 2017 ogoh-ogoh seorang prajurit, 2018 ogoh-ogoh Kala-kali, dan 2019 ogoh-ogoh Durga. (*)

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: ogoh-ogoh

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago