Categories: Nasional

Ray Peni Luncurkan “Curhatan TKI”, Minta Tak Jauhi Pekerja Migran

Saat semua elemen perang melawan wabah Covid-19, terjadi insiden penolakan terhadap Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang kampung ke Bali.

Kondisi ini membuat penyanyi asal Kecamatan Sukawati, Ray Peni, merasa miris. Melalui sebuah tembang berjudul Curhatan TKI, Ray Peni minta masyarakat tidak menjauhi pekerja migran.

 

 

IB INDRA PRASETIA, Gianyar

SEBET hatine, disube neked di Bali, mekejang timpale, ngejohin tiang. Care nak bise ngeleak. Curigaine tiang mulih ngabe penyakit.

(Pilu hati, saat tiba di Bali, semua teman, menjauhi saya. Seperti orang bisa berubah jadi leak. Dicurigai saya pulang bawa penyakit).

Lantunan lagu yang dibalut suara gitar bolong itu dinyanyikan penyanyi asal Kecamatan Sukawati, Ray Peni.

Lagu itu mulai viral di media sosial sejak Kamis (16/4) lalu. Dalam lagu, termuat pesan dulu ketika tidak ada pandemi Covid-19, banyak yang minta parfum luar negeri, baju luar negeri.

Kini, situasinya terbalik. Ray Peni yang dihubungi Jawa Pos Radar, mengaku merasa simpati kepada para pekerja migran.

Sehingga dia menuangkan karyanya dalam sebuah lagu. “Saya simpati saja. Kayak nyame (saudara, red) bisa Ngeleak saja, semua ngejohin,” ujarnya memetik kata dalam lirik lagunya.

Ray Peni mengaku membuat lagu itu karena mendengar curhatan temannya yang seorang pekerja migran Indonesia (PMI).

“Artinya mereka sudah ikut prosedur. Di luar negeri sebelum mereka ke Bali sudah dikarantina. Ketika sehat bisa pulang,” ujarnya.

Namun, kenyataan yang terjadi, banyak yang curiga jika PMI ini menambah deretan kasus positif Covid-19.

Ray Peni menegaskan, para PMI ketat menjalani protap kepulangan mereka ke Bali. “Protap sudah diikuti, kenapa ditolak? Dibilang bawa penyakit pulang. Mereka kan pembawa devisa,” jelasnya.

Apabila memang PMI itu sakit, belum tentu terpapar Covid-19. “Kalau sakit, dikarantina. Jangan semua digitukan,” terangnya.

Lanjut dia, insiden di Karangasem yang menolak begitu membuatnya prihatin. “Mereka kan saudara kita. Jele melah nyame gelah (buruk dan baik saudara kepunyaan kita),” terangnya.

Melihat situasi itu, Ray Peni mengaku membuat lagu hanya sekitar 2 jam. “Rekaman (suara, red) nggak sampai 1 jam. Itu pakai gitar bolong saja,” pungkasnya.

Selain viral di media sosial, lagu Ray Peni ini juga digemari oleh para PMI asal Bali. Bahkan, ada PMI yang meng-cover lagu Ray Peni.

Itu karena liriknya pas seperti kehidupan mereka. Dulu banyak yang mendekati minta baju dan parfum. Kini, situasinya berbeda. (*)

 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago