Categories: Nasional

Terapkan Sistem Vokasi, Bangun Karakter untuk Regenerasi Anak Nelayan

Direktur Politeknik KP Jembrana IGP Gede Rumayasa Yudana, S.Pi.,M.P menjelaskan proses seleksi taruna hingga kelulusannya. Seperti apa?

 

MENURUT Gede Rumayasa, pendidikan di kampusnya menerapkan sistem vokasi; 70 persen praktik, dan 30 persen teori.

Usai pelantikan 91 taruna, panen udang vaname di tambak atau teaching factory (tefa). Tefa sebagai tempat pembelajaran unit usaha budidaya.

Sedangkan, yang 30 persen didapat di kelas. Karena belajar di asrama, ditambahkan pendidikan karakter melalui bela negara. Lamanya, 10 hari. Materinya; fisik, kesehatan, disiplin, kebersihan, nasionalisme.

Perlunya nasionalisme karena taruna berasal dari beberapa daerah. Politeknik KP Jembrana juga menerima taruna dari Jawa, Kalimantan, NTB, dan NTT.

Karena karakter berbeda-beda, begitu diterima, di-nol-kan melalui bela negara. Setelah nol, masuk masa pengenalan akademik kampus (MPAK).

Dikenalkan pendidikan, kurikulum, dan sebagainya, hingga lulus D-3. Memasuki semester I, terbiasa membumikan kehidupan  kampus.

Biasa bangun pagi, sholat Subuh jamaah, atau berdoa bagi non-muslim. Disusul kegiatan pagi, klasikal di kelas, laboratorium, teaching factory.

Apel malam pukul 21.00, cek kondisi terakhir. Pukul 22.00 masuk barak. Pola ini tanamkan ritme kegiatan 24 jam.

Kemudian praktik kerja lapangan (PKL) I, pengenalan kehidupan masyarakat kelautan dan perikanan. Ditempatkan di wilayah pelaku utama; nelayan, pengelola, dan pembudidaya ikan.

Atraksi usai pelantikan, tunjukkan fisik bagus. Lantas panen udang. Di factory teaching itulah, unit usaha produksi mahasiswa.

Hari-hari Prodi Budidaya Ikan ya di tefa tersebut. Prodi PTK dan PHL pun sama. Tefa itu, tempat budidaya udang skala mini empang plastik (busmetik).

Karena budidaya berhasil, perlu disampaikan masyarakat. ’’Teknologi yang kami punya, harus didesiminasi ke masyarakat,’’ tegasnya.

Setelah lulus,  jadi wirausaha muda, kerja, pegawai negeri sipil (PNS), atau lanjutkan ke perguruan tinggi. Syaratnya, minimal dua tahun mengabdi di sektor kelautan dan perikanan.

Kenapa dua tahun? Karena program KKP, calon mahasiswa dari anak pelaku utama perikanan (pumakan); nelayan, pembudidaya ikan, petani garam, dan pengolah ikan, yang umumnya kurang mampu.

’’Tujuannya, regenerasi anak nelayan. Sehingga, menjadi pelaku utama yang terdidik. Bersikap ilmiah, tak tangkap ikan pakai bom,’’ jelas direktur berkumis tebal ini.  (rba/djo)

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago