Categories: Politika

Ganggu Penetapan APBD Induk, Banggar Akan Panggil KPU Jembrana

NEGARA– Masuknya usulan anggaran baru jelang penetapan APBD Induk Jembrana 2020, membuat pembahasan anggaran molor.

Dua anggaran yang masuk menjelang penetapan, itu yakni anggaran tambahan untuk KPU Jembrana dan premi PBI daerah PBJS kesehatan.

Karena itu, tim anggaran harus “membongkar” lagi anggaran agar permohonan anggaran baru ini diberikan.

Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi mengatakan, mengenai permohonan anggaran tambahan oleh KPU Jembrana sudah disampaikan pada eksekutif.

Namun DPRD Jembrana belum menerima pemberitahuan resmi.

Untuka itu, pihaknya mengundang KPU Jembrana dan Bawaslu Jembrana untuk rapat kerja dengan Komisi 1 dan pihak eksekutif, khusus membahas mengenai tambahan anggaran tersebut.

 “Nanti kami lihat dulu berapa sebenarnya kebutuhan tambahan anggaran untuk Pilkada,” jelasnya.

Pihaknya bersama eksekutif akan mencari celah dari anggaran induk agar bisa menambah kekurangan anggaran tersebut.

Dengan keterbatasan anggaran, opsinya adalah dengan menghapus program yang dinilai tidak prioritas di APBD induk dan menunda pada APBD berikutnya.

“Kita cari celah, mana skala prioritas menurut kita dan TPAD, pasti kita prioritaskan,” ujarnya.

Karena permohonan anggaran tersebut, membuat rapat paripurna mendengar jawaban bupati atas pengajuan ranperda APBD Induk 2020 tertunda.

Karena, selain permohonan tambahan dari KPU Jembrana, saat ini ada tambahan anggaran untuk BPJS Kesehatan. “Jika sudah ada instruksi atau keputusan dari pusat, tetap akan difasilitasi,” terangnya.

Mengenai kenaikan premi BPJS Kesehatan, anggaran yang sudah selesai perlu dibongkar lagi agar kebutuhan yang datang tiba-tiba ini bisa dianggarkan.

“Memang perlu ada tambahan anggaran, tetapi kami belum mengetahui jumlah pastinya karena masih belum masuk banggar,” terangnya.

Sepanjang anggaran masih ada, tambahan anggaran baik KPU Jembrana dan BPJS Kesehatan tetap akan mengakomodir. Namun konsekuensinya, sejumlah anggaran yang sudah direncanakan sebelumnya ada yang dikurangi. “Nanti dalam rapat banggar akan diketahui,” tegasnya.

Dalam NPHD sebelumnya, honor panitia ad hoc mengikuti pemilu terakhir. Namun ternyata keluar surat edaran baru dari KPU RI mengenai honor jajaran penyelenggara ad hoc.

Dalam surat edaran yang keluar setelah penandatanganan NPHD tersebut ditentukan nilai honor yang lebih tinggi dari nilai anggaran sebelumnya. Sehingga KPU Jembrana kekurangan anggaran sebesar Rp 2,6 miliar.

Padahal sebelumnya,  sudah disepakati anggaran untuk Pilkada 2020 sebesar Rp 18,5 miliar untuk KPU Jembrana.

Dalam anggaran tersebut, honor untuk penyelenggara ad hoc yang terdiri dari KPPS, PPS, PPDP, PPK dan Linmas disesuaikan dengan honor pemilu terakhir. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago