Categories: Politika

Tolak Calon Boneka Petahana, Golkar – Nasdem Berpaling dari Jayanegara

DENPASAR – Tak selamanya virus corona berkaitan dengan hal sedih dan menyeramkan. Virus yang hingga Rabu (3/6) menelan korban jiwa 382.809 orang di dunia itu juga bisa menjadi tolok ukur kualitas seseorang, khususnya pemimpin.

Pemimpin yang tidak sigap dan cermat menghadapi masalah terkait Covid-19 akan keteteran. Mental sang pemimpin juga kentara saat menyikapi konflik di masa pandemi.

Karena dinilai tidak jantan menghadapi masalah, khususnya pertanyaan wartawan, Partai Golkar dan Nasional Demokrat (NasDem) memutuskan berpaling dari calon kuat Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.

Sebagai komitmen mencari pemimpin yang lebih jantan, berani, dan tegas, Kamis (4/6) kemarin, DPD Partai Golkar Bali dan DPW NasDem Bali sepakat berkoalisi.

Ketua DPD Golkar Bali, I Nyoman Sugawa Korry dan Ketua DPW NasDem Bali Ida Bagus Oka Gunastawa menandatangani berita acara koalisi di Inna Bali Heritage Hotel, Jalan Veteran, Denpasar.

“Proses politik akan berjalan secara demokratis, berbudaya, dan bermartabat. Inilah yang menjadi dasar kesepakatan antara Golkar dan NasDem di Bali,” ucap Sugawa Korrie.

Tokoh politik asal Busungbiu, Buleleng itu menilai kini masyarakat semakin cerdas, menginginkan pemimpin baru demi kemajuan bersama.

“Situasi saat ini merupakan kehendak alam. Sebagai contoh kabupaten terkaya di Bali yang berlimpah PHR kini pun terseok-seok. Artinya apa?” tanyanya.

Baik Sugawa Korrie maupun Oka Gunastawa menegaskan bahwa koalisi Golkar-Nasdem di Kota Denpasar bukan dalam rangka membentuk calon boneka penantang petahana.

“Tidak boleh itu terjadi. Dalam berpolitik, kita harus memberikan pendidikan politik yang sehat untuk generasi kita selanjutnya,” ucap Sugawa.

Hal serupa diungkapkan Oka Gunastawa. “Tidak ada istilah calon boneka. Kami memiliki keyakinan koalisi ini akan melahirkan figur yang pas untuk Kota Denpasar,” ucapnya.

Lebih lanjut, Gus Oka berpendapat para pemimpin di masa pandemic Covid-19 benar-benar teruji lahir dan batin.

Apakah seorang pemimpin bisa dikatakan mampu atau tidak, imbuhnya masyarakat sudah bisa menilai.

“Soal IGN Jaya Negara yang lari saat dimintai komentar oleh sejumlah wartawan terkait peristiwa Dusun Wanasari, Kampung Jawa, Denpasar, Sabtu (23/5) lalu tak seharusnya terjadi.

Merupakan kewajiban seorang pemimpin untuk jadi menyampaikan sikapnya; tidak boleh lari dari tanggung jawab.

Apalagi lari dari wartawan yang merupakan perpanjangan tangan masyarakat. Seorang pemimpin harus jantan hadapi pertanyaan wartawan,” tegasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: pilkada 2020

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago