Categories: Politika

Muncul Usulan Pilkada Jembrana Ditunda

NEGARA — Pilkada pada saat pandemi Covid-19 menjadi dilema. Tahapan Pilkada sudah berjalan bersamaan dengan kasus Covid-19 yang meningkat drastis. Karena itu muncul usulan dari partai politik untuk menunda Pilkada hingga pandemi Covid-19 mereda. 

Hal tersebut terungkap saat rapat yang digelar Bawaslu Jembrana mengundang partai politik dan penghubung masing-masing bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Jembrana, Senin (21/9). Usulan tersebut disampaikan Ketua DPC Gerindra Jembrana I Kade Darma Susila. 

“Kita menyarankan (penundaan Pilkada) agar penyebaran pandemi tidak semakin meluas dengan klaster Pilkada,” ujarnya.

Karena saat ini penyebaran Covid-19 semakin meluas dan meningkat drastis. Karena itu, jika Pilkada digelar, akan memunculkan kekhawatiran masyarakat terutama pemilih yang akan menggunakan hak pilih. Jika pemilih tidak datang ke tempat pemungutan suara, legitimasi pada kepala daerah terpilih sangat minim karena angka golput tinggi. 

“Kalau pemilih tidak mau datang, akan menghasilkan Pilkada kurang berkualitas,” terangnya.

Kalau memang harus dilaksanakan agar menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin agar tidak menjadi klaster Pilkada, yang pada akhirnya berdampak pada perekonomian Bali semakin terpuruk. 

Karena itu, jika Pilkada tidak bisa ditunda, pengawasan terhadap penerapan protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan disiplin melibatkan satgas Covid-19 di desa.

“Kalau nantinya Pilkada berjalan sukses, tapi penyebaran virus semakin banyak akan menjadi pekerjaan berat bagi bupati terpilih,” ujarnya.

Ketut Panca Bayu dari Demokrat menyampaikan, kalau tidak memungkinkan pilkada dilaksanakan ada kewenangan dari KPU dan Bawaslu menunda. Tapi butuh komitmen bersama untuk menyelenggarakan pilkada berkualitas dan tanpa kasus covid-19. 

“Kami selaku pengusung Tamba – Ipat meminta pada Bawaslu untuk adil dalam menerapkan aturan Pilkada di tengah pandemi,” ungkapnya.

Ketua Bawaslu Jembrana Pande Made Ady Mulyawan menyampaikan agar dalam tahapan pilkada yakni penetapan calon dan pengundian nomor urut tidak menghadirkan massa.  Tahapan lain yang menimbulkan kerumunan yang tidak menjalankan protokol kesehatan agar dihindari, karena berpotensi terjadi pelanggaran. 

“Bawaslu meminta komitmen dari masing-masing pasangan calon untuk disiplin menjalankan protokol kesehatan, terutama pada pendukungnya,” tandasnya.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago