Categories: Politika

Golkar Bali Siap Kembalikan Kejayaan Vanili

DENPASAR, Radar Bali- Vanili (Vanilla planifolia) tak hanya sedap bagi makanan, tapi juga bagi rezeki petani. Menurut Majalah Taste of Home, dulu vanili dipatok seharga 10 dolar per kilogram. Kini, harganya mencapai 500 dolar atau sekitar 7 juta rupiah per kilogram. Menyadari potensi luar biasa tanaman yang bunganya mekar selama sehari dalam satu tahun ini, Golkar Bali berkomitmen mengembalikan kejayaan vanili di Bali.

Ketua DPD 1 Golkar Bali, Dr. I Nyoman Sugawa Korry, SE., M.M., Ak., C.A. mengatakan kejayaan dimaksud adalah menjadikan Bali sebagai eksportir vanili terbesar di Indonesia. Untuk itu, Golkar Bali bergerak ke Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Selasa (9/3). Di hadapan kelompok Petani Muda Keren yang membudidayakan vanili, Sugawa Korry menggelar deklarasi pencanangan pengembalian kejayaan Pulau Dewata sebagai eksportir terbesar vanili.

Dijelaskannya di tahun 1980-an hingga 1990-an Pulau Bali jaya sebagai eksportir vanili. Sayangnya, saat ini redup bahkan hampir menghilang. Padahal komoditi vanili adalah komoditi bernilai tinggi dan tidak membutuhkan lahan yang luas. 

“Sangat cocok untuk iklim dan petani Bali yang mengelola lahan relatif sempit. Di tengah-tengah upaya kita mendorong peningkatan peran sektor pertanian dalam mendorong pertumbuhan PDRB alias produk domestik regional bruto Bali,” ujarnya. 

Sugawa Korry merinci Golkar Bali berkomitmen melakukan pengembangan komoditi vanili karena dinilai sangat tepat. Untuk mendorong strategi tersebut, Golkar Bali akan segera membantu petani berupa  10.000 bibit vanili. Dengan hadirnya kelompok-kelompok petani muda beberapa tahun belakangan, politisi asal Kecamatan Busungbiu, Buleleng itu optimis pemberian bantuan bibit vanili akan “berbuah manis”. Pelatihan demi pelatihan yang digelar secara konsisten dan fasilitasi pembentukan koperasi-koperasi petani vanili dari tak primer sampai dengan sekunder juga diyakini akan meningkatkan kesejahteraan petani.

“Kami berkeyakinan, melalui pencanangan ini, ekonomi masyarakat petani yang terdampak akibat pandemi Covid-19 bisa dikurangi. Ini juga menjadi upaya menyeimbangkan struktur ekonomi Bali.

Pada periode dulu, keterpurukan petani vanili disebabkan oleh faktor keamanan dan pencurian berupa petik muda. Termasuk lemahnya kontrol kualitas dan penyakit busuk batang,” beber Sugawa yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Bali. 

Lebih lanjut, sang akademisi merangkap politisi itu berharap seluruh stakeholder Bali belajar dari pengalaman tersebut. Untuk selanjutnya ke depan diatasi bersama-sama antara petani dan Pemerintah Provinsi Bali. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago