Categories: Bali United

Laporan Keuangan Tunggu Otoritas Bursa, Aktif Sasar Konten Digital

DENPASAR – Initial public offering (IPO) yang dilakukan PT Bali Bintang Sejahtera Tbk sebagai perusahaan induk yang membawahi

Bali United dan beberapa entitas bisnis dibawahnya, sudah terjadi satu tahun lalu atau tepatnya pada bulan Juni 2019.

Nah, mungkin saja pemegang sekitar 2 juta lembar saham saat penawaran perdana di Inna Bali Heritage Hotel yang tersebar dari kalangan suporter, pengusaha lokal, dan politisi yang melek

dengan investasi di dunia saham, mungkin bertanya-tanya mengapa perusahaan yang dpimpin oleh Yabes Tanuri tersebut masih belum juga membeberkan laporan keuangan tahunan mereka.

Apakah karena adanya pandemic Covid-19 yang membuat keuangan perusahaan menjadi terdampak atau ada faktor lainnya?

Seperti diketahui saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk dengan kode emiten BOLA sempat anjlok diangka Rp 128 per lembar saham pada bulan Maret lalu setelah tahun lalu, tepatnya pada bulan Juli sempat menyentuh angka Rp 422 per lembar saham.

Sekarang saham BOLA berangsur naik dengan rata-rata dikisaran Rp 169 – 175 per lembar saham. Itu sebabnya pada waktu itu, Pieter Tanuri melakukan buyback saham dengan jumlah besar.

Saat itu, Pieter membeli kembali saham Bali United sebanyak 20,41 juta lembar saham atau jika dikonversi menjadi rupiah sebesar Rp 2,1 miliar.

Anggota Exco PSSI tersebut saat ini memiliki 24,23 persen saham milik Bali United. Menanggapi hal tersebut,

CEO Bali United sekaligus Direktur Utama PT Bali Bintang Sejahtera, Tbk Yabes Tanuri mengatakan tidak ada kendala yang dialami ditengah pandemic seperti sekarang ini.

Laporan keuangan tahunan yang belum juga dikeluarkan oleh pihaknya juga karena beberapa alasan.

“Salah satunya adalah kami menunggu arahan dan keputusan dari Bursa Efek Indonesia. Maka itu (laporan keuangan tahunan) dapat ditunda sampai akhir Juni. Seharusnya per hari ini (Senin) sudah di-submit ke bursa,” kata Yabes.

Kompetisi sedang hiatus dan baru bergulir pada bulan Oktober. Tentu pemasukan bisa lebih sedikit daripada pengeluaran. Yabes mengaku tidak ada strategi khusus untuk mensiasati kondisi yang terjadi saat ini.

Yang dilakukan Bali United sekarang adalah menggencarkan promosi melalui akun-akun media sosial mereka.

Konten digital pun semakin banyak dilakukan seperti beberapa program baru di akun youtube resmi mereka.

Selain menurut Yabes, penjualan merchandise juga tetap dilakukan di online store yang sudah bekerjasama dengan Bali United.

“Sebenarnya kami tidak punya strategi khusus yang kami lakukan. Tapi kami tetap memperbanyak kegiatan digital dari konten media sosial membesarkan online store melalui mitra e-commerce kami,” tuturnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: bali united

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago