Categories: Travelling

Ekonomi Lesu, Tradisi Mesuryak Tetap Meriah

RadarBali.com – Kondisi perekonomian yang masih lesu tak menyurutkan semangat warga Banjar Bongan Gede, Desa Bongan, Tabanan melestarikan tradisi mesuryak yang digelar setiap Hari Raya Kuningan, Sabtu (11/11).

Warga bersorak penuh suka cita ketika menghantarkan roh leluhur kembali ke alam lain. “Tetap kami selenggarakan, karena ini tradisi turun-temurun,” jelas Kelihan Adat Banjar Bongan Gede, I Nyoman Parwata di sela mesuryak.

Dia menjelaskan, dalam keyakinan masyarakat setempat, termasuk Hindu Bali pada umumnya, saat Hari Raya Galungan roh leluhur datang ke rumah masing-masing.

Setelah diam selama 10 hari, roh leluhur kembali diantar ke suarga loka saat Hari Raya Kuningan. Bedanya dengan daerah lain, di Banjar Bongan Gede, proses menganyar roh leluhur ini dibumbui dengan tradisi mesuryak.

Yakni bersorak seraya melemparkan uang sehingga menjadi rebutan warga. “Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang,” kata Parwata.

Menurut Parwata, tidak ada patokan nominal uang yang disebar saat mesuryak. Disesuaikan  dengan kemampuan masing-masing keluarga.

Biasanya, kata Parwata, semakin kondisi ekonomi keluarga itu bagus, maka uang yang dipakai dalam mesuryak  semakin banyak.

Mesuryak biasanya digelar dari pagi, dan maksimal sebelum tengah hari. Kata dia, tidak boleh lewat tengah hari. Biasanya antara pukul 09.00 sampai 11.00.

Sebelah digelar mesuryak, warga bersembahyang di sanggah atau merajan masing-masing rumah. Selanjutnya mereka bersembahyang bersama warga lain di Pura Dalem Kahyangan Tiga.

Selesai dari Kahyangan Tiga, warga kembali ke rumah masing-masing untuk bersembahyang di sanggah atau merajan di rumah masing-masing.

“Setelah bersembahyang di sanggah atau merajan masing-masing, banten, sesajen termasuk simbol duwata (leluhur), dibawa ke pinggir jalan, depan pintu gerbang  rumah.

Di sana, tetua atau pemangku melantunkan doa dan puja-puji. Kalau sudah selesai, maka langsung dimulai mesuryak,” terangnya.

Warga pun dengan suka cita melemparkan uang logam maupun kertas dari seribuan sampai pecahan Rp 100 ribu.

Sebagian lain dari laki-laki dewasa, hingga anak-anak serta kaum perempuan. Bila ditotal, bisa mencapai puluhan juta rupiah. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago