Categories: Travelling

Pungut Sampah Plastik, Puluhan Penyelam Bersihkan Terumbu Karang

KALIASEM – Puluhan penyelam di Kabupaten Buleleng melakukan aksi pembersihan sampah bawah laut, Minggu (11/3) pagi.

Mereka melakukan penyelaman di perairan Desa Kaliasem untuk memungut sampah plastik yang mengotori ekosistem bawah laut. Hanya saja dalam aksi pembersihan sampah kemarin, sampah yang ditemukan terbilang sedikit.

Aksi penyelaman itu melibatkan beberapa komponen masyarakat. Diantaranya kelompok nelayan, akademisi, pengusaha wisata tirta, kepolisian, serta TNI.

Mereka melakukan penyelaman selama dua jam dan menyisir ekosistem terumbu karang di sekitar perairan Desa Kaliasem.

Salah seorang penyelam, Gede Iwan Setiabudi mengungkapkan, secara umum kondisi ekosistem bawah laut di perairan Kaliasem cukup bagus.

Tidak ada gangguang yang berarti, kecuali dari aktifitas wisata tirta itu sendiri. Banyak aktifitas snorkeling maupun diving yang dilakukan pemula, justru merusak terumbu karang.

Lantaran mereka menginjak atau menabrak terumbu karang hingga patah. Pria yang juga dosen di Fakultas MIPA Undiksha Singaraja itu juga menyebut, kondisi bawah laut di perairan Desa Kaliasem, pagi kemarin cukup bersih.

“Kami hanya temukan beberapa pieces saja. Makanya tadi sempat ada joke, kalau kita bawa tamu menyelam kok ada banyak sampah. Tapi pas kita bersih-bersih underwater, malah tidak ada sampah,” ujar Iwan.

Biasanya, kata Iwan, volume sampah di perairan Lovina akan meningkat pada sasih kaulu dan kesanga. Bukan hanya sampah, terumbu karang juga biasanya akan tertutupi lumpur.

“Biasanya sampah itu meningkat saat sasih itu. Tapi saat penyelaman hari ini, tidak begitu banyak. Memang agak sulit diprediksi, karena sampah tidak hanya diam pada satu titik saja. Tapi bergerak mengikuti arus,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Buleleng, Nyoman Genep mengapresiasi kegiatan pembersihan yang dilakukan para penyelam itu.

Aksi penyelaman itu diharapkan bisa menjaga pertumbuhan terumbu karang, di perairan Lovina. “Di Lovina memang tidak terlalu tinggi volume sampahnya, karena tidak ada daerah muara.

Tapi berbeda dengan Banyuasri dan Pelabuhan Buleleng, itu pasti banyak sampah. Nah sampah plastik ini berbahaya, karena bisa membungkus terumbu karang sehingga pertumbuhannya terhambat,” demikian Genep.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago