Categories: Travelling

Megoak-goak, Tradisi Keren Para Pemuda Desa Panji Pas Ngembak Geni

SINGARAJA – Saat ngembak geni di Buleleng juga berlangsung sejumlah tradisi. Di Kecamatan Banjar, warga menggelar tradisi nyakan diwang.

Hampir seluruh desa di Kecamatan Banjar, menggelar tradisi itu. Salah satunya di Desa Kayuputih.

Biasanya warga mulai keluar rumah pada pukul 00.00 saat pergantian hari dalam kalender masehi. Warga kemudian membuat tungku di depan rumah, dan mulai memasak.

Ada yang sekadar menanak nasi, membuat nasi goreng, atau membuat pisang goreng. Acara memasak itu juga diisi dengan saling mengobrol antar tetangga.

Biasanya tetangga saling bertanya apa yang sedang dimasak hari itu. “Ini sudah jadi tradisi setiap ngembak geni, sejak kapan mulainya kami kurang tahu

karena kami dapat ini sudah berlangsung. Ini juga jadi ajang silaturahmi antar warga dan keluarga. Kami juga meyakini ini simbol melebur 

dasa mala dalam diri dan berharap kehidupan ke depan lebih baik,” kata tokoh masyarakat setempat, I Made Seputra.

Sedangkan di Desa Panji, ada tradisi megoak-goakan. Tradisi ini dilangsungkan sore hari tiap ngembak geni.

Tradisi ini dipusatkan di tiga lokasi, yakni di Monumen Perjuangan Bhuana Kerta, Lapangan Ki Barak Panji Sakti, serta di Banjar Dinas Kelod Kauh.

Seperti yang dilakukan oleh Sekaa Truna Satya Warga, Desa Panji. Sebelum melakukan tradisi ini, sepetak areal persawahan yang digunakan sebagai lokasi, dibanjiri dengan air.

Suasana becek dan penuh air, menambah kegirangan saat menjalankan tradisi. Tepat pukul 16.00 Minggu (18/3) sore, muda-mudi turun ke areal yang telah becek itu.

Mereka langsung melakukan megoak-goakan. Pemuda yang dipilih, akan berusaha menangkap ekor pasukan goak di areal becek nan berlumpur.

Tak pelak saat pasukan goak berusaha mempertahankan barisan, ada saja yang terlepas dari barisan dan berhasil ditangkap.

Kelian Banjar Dinas Kelod Kauh, Nyoman Marsa Jaya mengungkapkan, tradisi itu merupakan warisan dari Ki Barak Panji Sakti, pendiri kerajaan Buleleng.

Tak diketahui secara pasti sejak kapan tradisi ini berlangsung. Namun diyakini berdekatan dengan keberhasilan Kerajaan Buleleng menaklukan Blambangan.

Konon, kata Marsa, Pasukan Goak yang berhasil menaklukan Kerajaan Blambangan hingga menjadi bagian dari Kerajaan Buleleng.

“Setelah peristiwa itu, akhirnya setiap tahun baru Saka, dilangsungkan tradisi megoak-goakan.

Tujuannya meneladani semangat dan perjuangan pasukan goak, sekaligus menumbuhkan kecintaan terhadap Buleleng,” kata Marsa.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago