Categories: Travelling

Goa Jepang Kian Memprihatinkan, Status Cagar Budaya Menggantung

SEMARAPURA – Goa Jepang, Kecamatan Banjarangkan, yang merupakan saksi bisu perjuangan masyarakat Klungkung ini, kondisinya kian hari kian memprihatinkan.

Peristiwa tanah longsor yang kerap terjadi di wilayah ini saat hujan turun, hingga saat ini belum bisa ditangani mengingat Goa Jepang sedang berproses untuk ditetapkan sebagai Cagar Budaya sehingga kealamiannya mesti dijaga.

Bekas tanah longsor yang menumpuk di sekitar goa pun membuat goa ini terlihat semakin kumuh dan berbahaya jika melintas di dekatnya.

Melihat kondisi itu, anggota DPRD Klungkung, Sang Nyoman Putrayasa meminta pihak terkait agar segera melakukan penanganan.

Jika tidak segera ditangani, menurutnya, tidak hanya pura yang berada di atas Goa Jepang yang akan longsor, namun juga Goa Jepang itu sendiri.

“Posisi pura di atas Goa Jepang itu sudah di pinggir sekali, pondasinya sudah terlihat. Jadi harus segera ditangani,” katanya.

Bagaimana dengan status Cagar Budaya yang kini sedang diusulkan? Menurutnya, penanganan longsor terhadap Goa Jepang lebih penting dari status tersebut.

“Kalau tidak dapat penanganan, Goa Jepang dan pura yang ada di atas goa ini bisa roboh. Kalau roboh, apanya yang mau dijadikan cagar budaya,” ujarnya.

Meski tidak ditetapkan sebagai Cagar Budaya, menurutnya, sejarah Goa Jepang tetap akan dikenal dan juga dapat menarik wisatawan untuk berkunjung jika penataannya dilakukan dengan baik.

“Penataannya dilakukan dengan material-material yang bisa menampilkan kealamian. Seperti membuat dinding-dinding senderan dengan batu andesit seperti di Ubud. Itu kan menarik dan indah sekali,” tandasnya.

Kabid Cagar Budaya, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung, I Gusti Ngurah Putra Widiana mengaku masih menunggu hasil kajian geologi.

Untuk penanganan longsor, pihaknya akan berkonsultasi agar penanganan terhadap longsor tidak merusak kealamian Goa Jepang.

“Kami dari segi Cagar Budaya kan tidak bisa terima penguatan-penguatan seperti senderan. Karena dari segi budaya itu menghilangkan.

Jadi sekali lagi saya bilang, kami menunggu kajian. Kalau umpamanya itu masih kuat, tetap kita harus pertahankan,” tandasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago