Categories: Travelling

Geber Festival Payangan, Gianyar Fokus Bangkitkan Kawasan Pedesaan

GIANYAR – Festival Payangan II dibuka Minggu (28/10) hingga 5 hari ke depan. Festival di ujung Utara Kabupaten Gianyar itu untuk memeratakan pembangunan, khususnya di pedesaan.

Bupati Gianyar Made Mahayastra, mengatakan Festival Payangan dilaksanakan bertepatan dengan pelaksanaan Hari Sumpah Pemuda ke-90.

Festival ini merupakan ajang adu prestasi pemuda Payangan, bukan berarti mengesampingkan peran orang tua selaku pembina sekaligus pengayom.

Potensi Payangan tidak saja sebagai daerah Pariwisata, pada dasarnya daerah Payangan merupakan kawasan pertanian dan peternakan. 

Disamping adu ide dan gagasan, para seniman saat Festival Payangan ke-2 juga diharapkan mampu meningkatkan kreatifitas dan menjadi ujung tombak pelestarian seni dan budaya di Gianyar.

Di sisi lain, festival ini juga diharapkan mampu meningkatkan kunjungan Pariwisata ke Gianyar. Dengan begitu, kehidupan berkesenian mampu menunjang kesejahteraan masyarakat.

“Saya berharap para camat membuat terobosan yang mampu membuat agenda rutin seperti Festival Payangan, Festival Lebih, Festival Suwat dan festival lain di Gianyar,” cetusnya.

Ketua Panitia Festival Payangan I Nyoman Darma mengatakan, Festival Payangan II dilaksanakan selama 6 hari, dimulai Minggu (28)10) hingga Jumat (2/11) mendatang.

Pada saat pembukaan dilaksanakan pelbagai penampilan Baleganjur asal 9 desa se-Kecamatan Payangan.

Pembukaan juga diawali dengan mengibaran bendera, baris berbaris, pawai obor yang dibawakan anak-anak remaja Payangan.

Dilanjutkan menarikan Tari Rejang Sari yang dibawakan 125 ibu-ibu PKK se-Kecamatan Payangan dan Penampilan Yel-yel PKK Kabupaten Gianyar yang mampu meraih juara nasional.

Selanjutnya, dipentaskan secara bergilir duta masing-masing desa, urutan pertama, Sekaa Baleganjur Desa Melinggih, lanjut Desa Bukian,

Desa Puhu, Desa Bresela, Desa Buahan, Desa Melinggih Klod, Desa Klusa, Desa Buahan Kaja dan terakhir duta Desa Kerta.

 “Mereka tampil membawakan cerita kehidupan desa mereka yang digarap menjadi sebuah tabuh dan gerak tari Baleganjur,” papar Darma.

Selanjutnya, setiap malam, selama festival hingga penutupan akan selalu dihibur ratusan seniman muda Payangan. Mulai tari bebarongan hingga tari lepas.

Ia berharap aktifitas ini mengurangi aktifitas negatif yang dilakukan generasi muda sekarang, sehingga secara langsung mampu mendidik pemuda sesuai semangat dan cita-cita 28 Oktober 1908. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago