Categories: Travelling

Manis Kuningan, Telaga Taman Sari Jadi Obyek Wisata Dadakan di Gianyar

GIANYAR – Objek wisata dadakan muncul di Desa Adat Bukit Jangkrik, Kelurahan Samplangan, Kecamatan Gianyar.

Areal telaga dengan pepohonan yang asri diserbu masyarakat. Ada yang berendam, ada yang sekedar duduk melihat suasana.

Lantaran dadakan, tempat wisata itu gratis tanpa dipungut biaya masuk. Apalagi, tempatnya juga terdapat pancoran. Sehingga banyak yang memanfaatkan untuk dijadikan wisata spiritual. 

Bendesa Adat Bukit Jangkrik I Kadek Juniarta mengatakan, pada saat Umanis Kuningan, Minggu (27/9), kedatangan warga untuk sekedar berkunjung atau berwisata spiritual meningkat drastis.

Meski tidak mencapai ribuan, namun peningkatannya cukup drastis. “Biasanya ini hanya dikunjungi oleh masyarakat lokal kami saja,

akan tetapi pada saat Umanis Kuningan ini banyak masyarakat dari luar desa juga berkunjung untuk menikmati asrinya alam kami,” ujar Kadek Juniarta. 

Menurut Juniarta, berdasar kepercayaan warga, sumber mata air di Taman Sari dipercaya secara turun temurun dapat menyembuhkan sejumlah penyakit.

“Mungkin daya tariknya adalah wisata sepiritual, kami memiliki beberapa pancoran dipercaya dapat menyembuhkan penyakit seperti gatal-gatal dan lain sebagainya,” katanya. 

Dikatakannya, Taman Sari Bembengan ini memang sudah direncanakan sebagai pengembangan potensi desa untuk objek wisata alam.

“Masih tahap persiapan tapi viral duluan untuk wisata ritual,” ungkapnya. Karena saat ini sedang mewabahnya pandemi Covid-19, masyarakat atau wisatawan yang berkunjung diwajibkan untuk mengikuti protokol kesehatan.

“Kami menempatkan beberapa pemuda dari STT (Sekaha Teruna Teruni) kami untuk berjaga di pintu masuk untuk mengecek suhu tubuh masyarakat yang berkunjung, selain itu kami juga mewajibkan untuk mengenakan masker,” tandasnya.

Kepala Dinas Pariwisata Gianyar AA Gede Putrawan menanggapi banyaknya objek wisata lokal yang mulai bermunculan menandakan hal yang sangat bagus.

Hanya saja ia mengingatkan, objek wisata-wisata tersebut agar menjaga eksistensi untuk keberlanjutannya.

Mengingat seleksi alam itu akan selalu ada. “Sangat bagus, hanya saja harus ada pemeliharan untuk keberlanjutannya,” pungkasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago