Categories: Travelling

Buntut PPKM Mikro, Pemasukan Taman Ujung Hanya Ratusan Ribu

AMLAPURA – Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro di Bali semakin menyulitkan posisi Taman Rekreasi Soekasada Ujung.

Sejak penerapan PPKM mikro, pemasukan Taman Soekasada hanya senilai ratusan ribu. Pihak manajemen pun pesimis bisa bertahan.

Manajer Taman Soekasada Ujung, Ida Made Alit mengungkapkan, sejak diberlakukan PPKM skala mikro, pendapatan Taman Soekasada ikut terkena dampak.

Sebelumnya pendapatan yang diterima berkisar jutaan setiap hari. Namun saat ini, hanya senilai ratusan ribu saja.

“Perhari saat hari aktif pendapatan kami hanya Rp 300 ribu. Saat weekend hanya Rp 2 juta. Dalam kondisi seperti ini kami tidak tahu ke depannya seperti apa,” ujar Ida Made Alit.

Made Alit mengungkapkan, sejak dibuka pada Juli 2020, pihaknya memang sengaja tidak merumahkan karyawan. Namun uang gaji karyawan dipotong 50 persen.

Dengan kondisi itu saja, biaya operasional yang dikeluarkan meliputi gaji dan perawatan serta listrik mencapai Rp 150 juta.

Dengan pengeluaran setengah dari biaya operasional masa normal, pihaknya cukup keteteran. Bahkan, harus menghabiskan uang cadangan senilai Rp 380 juta.

“Makanya kami tidak menyetor ke Pemkab Karangasem. Karena kami tidak memiliki pemasukan.

Kalau di masa normal pendapatan kami per hari rata-rata Rp 20 juta. Dana yang kami setor ke Pemkab sebelum covid bisa sampai Rp 1 miliar lebih,” kata Made Alit.

Terlebih di tengah kondisi sulit itu, satu sen pun tidak ada kucuran bantuan dari Pemkab Karangasem.

Padahal, selama empat tahun dengan sistem kerjasama sharing pendapatan 60 persen ke Pemkab Karangasem dan 40 persen ke Puri Karangasem menjadi pemasukan yang paling tinggi di antara DTW lainnya.

“Ini kan aset negara. Karena ini cagar budaya yang dilindungi, bukan hanya milik puri saja. Tapi, sudah menjadi aset negara. Sampai sekarang dana bantuan kami tidak dapat,” sesalnya.

Jika ke depan kondisi ini terus terjadi, pihaknya akan menutup operasional taman seluas 10 hektare ini.

Mengingat manajemen tidak sanggup menutupi biaya operasional yang tinggi tanpa keseimbangan pendapatan.

“Kami tidak tahu taman ini akan jadi seperti apa kalau tanpa ada perawatan. Dalam hitungan hari saja sudah sangat kotor. Apalagi bulanan,” jelasnya.

Sebelumnya, pihak manajemen sudah mengajukan permohonan dana bantuan kepada Pemkab Karangasem.

Namun, pihaknya hanya menerima kajian dengan alasan keterbatasan anggaran. “Melalui dana PEN pariwisata yang didapat Pemkab, seharusnya kami bisa jadi prioritas. Kami seharusnya dapat dana itu,” tandasnya. 

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: taman ujung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago