Categories: Bali

Tremor Terus Berkurang, Sugian Bali Pengungsi Pilih Pulang Kampung

RadarBali.com – Menjelang hari Raya Galungan krama menggelar upacara sugian bali yang jatuh kemarin (27/10).

Kondisi ini memaksa banyak pengungsi yang nekat menerobos zona merah dengan berbagai alasan.

Seperti kemarin, dengan alasan sembahyang sugian bali,  pengungsi di pos pengungsian Klungkung dan Sidemen banyak yang pulang untuk sembahyang.

Bahkan, ada beberapa di antaranya sudah pulang sejak sehari sebelumnya dengan menginap di kampung halamanya.

Hal ini diakui beberapa pengungsi asal Dusun Geriana Kangin dan Tukad Sabuh, Duda Utara, Selat. “Ya, pulang sebentar untuk sembahyang,” ujar Nengah Sama, 50.

Selaian sembahyang, mereka pulang juga untuk mengecek rumahnya yang sudah sebulan ditinggal sekaligus juga bersih – bersih.

Sebagian warga ada yang baru balik kemarin pagi untuk sembahyang saja. Ada pula yang sehari sebelumnya dengan alasan harus mempersiapkan sesajen sekalipun desanya zona merah.

Warga mengaku pasrah sekaligus waswas takut terjadi letusan. “Ya, kita lihat kondisi, karena cuaca cukup terang kami pulang,” timpal Nyoman Muda, 45.

Bahkan, asap dari kepundan  Gunung Agung yang selama ini terlihat kemarin tidak terlihat. Sekalipun ada, hanya asap tipis saja.

Sementara itu, pagi kemarin sempat terjadi dua kali tremor dengan kekuatan rendah berdurasi 58 sampai 165 detik.

Danramil Rendang yang juga MO (Manajer Operasional) Badan Pengelola Besakih Kapten Ketut Sumendra mengakui kalau di Besakih dan sekitarnya warga sudah mengungsi.

Meski demikian ada sebagian kecil warga pada siang hari saja. Di Pura Besakih sendiri jro mangku mendapat tugas piket untuk ngayah selama kondisi Awas.

Ini dilakukan karena Pura Besakih tidak boleh kosong. Dan, jro mangku yang merupakan juru sepuh di pura tersebut ngaturang ayah secara bergiliran untuk mekemit sekaligus memberikan pelayanan kepada umat kalau ada yang sembahyang.

Pihaknya mengaku terus berkeliling memberikan saran dan edukasi kepada masyarakat agar mengungsi terutama di zona merah.

“Saya selalu bawa peta ke mana mana. Ini saya tunjukkan di mana posisi aman dan bahaya,” tandas Sumendra.

Sementara itu, untuk di Desa Adat Temukus di utara Pura Besakih diakui sudah kosong. Kawasan ini sangat dekat sekitar 3 km dari kawah.

Di Besakih beberapa kali diakui sempat dirasakan gempa. Hanya saja belakangan ini mulai berkurang.

Donny Tabelak

Share
Published by
Donny Tabelak
Tags: gunung agung

Recent Posts

Rapor Merah Mees Hilgers Bersama Timnas Indonesia, Rizky Ridho dan Justin Hubner Siap Mengkudeta

Timnas Indonesia harus menerima kekalahan telak 1-5 dari Australia dalam laga lanjutan Grup C Kualifikasi…

8 bulan ago

Menolak Menyerah, PSSI: Kesempatan Timnas Indonesia Kejar 15 Poin Masih Ada

Target 15 poin masih dibebankan oleh PSSI kepada Timnas Indonesia untuk lolos dari putaran ketiga…

1 tahun ago

SW House, Rumah Berkonsep Tropis Match dengan Warna Earthy yang Klasik

kawasan Menteng, Jakarta Pusat, SW House berdiri kokoh dengan segala keanggunannya.

2 tahun ago

Hasil Quick Count Pemilu 2024 Bisa Segera Dilihat, Ini Lembaga Survei Resmi yang Menyiarkan

Sejumlah lembaga survei bakal menggelar penghitungan cepat atau quick count Pemilu 2024

2 tahun ago

5 Cara Membersihkan Meja Granit Agar Permukaannya Tetap Mengkilap Sepanjang Hari

Granit merupakan bahan bangunan dari campuran white clay, kaolin, silika, dolomite, talc, dan feldspar yang…

2 tahun ago

Hengkang dari Koalisi Perubahan, AHY Akan Kumpulkan Seluruh Kader Demokrat Besok

Partai Demokrat secara tegas telah menyatakan keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) serta menarik…

2 tahun ago